CeremonialDenpasarSeni Budaya

Hadiri Dharma Santi Nyepi Caka 1943, Jaya Negara Beberkan Ini

    DENPASAR, Kilasbali.com – Wali Kota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara bersama Wakil Wali Kota I Kadek Agus Arya Wibawa menghadiri Dharma Santi Nyepi Caka 1943 yang digelar Pemerintah Kota Denpasar, Jumat (2/4/2021) di Dharma Negara Alaya, Kreatif Hub Denpasar.

    Wali Kota Jaya Negara menyampaikan Dharma Santi Kota Denpasar tahun ini berlangsung di tengah pandemi covid-19, memberikan pengalaman penting dari adaptasi kebiasaan baru melalui penerapan prokes sebagai suatu keharusan untuk diterapkan dalam kegiatan keseharian.

    Baca Juga:  Hasil Survei, Koster-Giri Unggul Telak dengan Elektabilitas 70,4%

    “Kolaborasi dalam harmoni menuju Indonesia Maju sebagai tema Dharma Santi Nasional Hari suci Nyepi Caka 1943, marilah saling membangun sinergitas dalam segala lini kehidupan kita. Di samping itu sebagai umat Hindu untuk selalu memegang teguh ajaran Tat Twam Asi, dia adalah aku dan aku adalah dia. Sehingga kedepannya dapat menjalin silahturahmi yang baik sesama manusia tanpa memandang fisik, agama, suku, ras, dan perbedaan lainnya sesuai dengan pengamalan ajaran Vasudhaiva Kutumbakam yang menekankan arti penting parsaudaraan sejati,” sebutnya.

    “Oleh karena itu sinergitas antara pemerintah dan lapisan masyarakat seperti organisasi, komunitas, yayasan, lembaga sosial dan adat, serta pihak swasta lainnya sangat diperlukan saat ini, khususnya pada sektor-sektor yang sangat terdampak pandemi,”ujar Jaya Negara.

    Baca Juga:  Sekda Bali Ajak Masyarakat Teladani Semangat Pahlawan I Gusti Ngurah Rai

    Sementara Dr. I Komang Indra Wirawan dalam Dharma Wacana nya menyampaikan perayaan Nyepi sebagai upaya mulat sarira atau introspeksi diri. Di dalamnya terdapat Catur Bratha Penyepian salah satunya Amati Geni bukan berarti tidak boleh menghidupkan api, namun hal mendalam yakni mampu memendam api kemarahan dalam diri melalui pengendalian dalam diri.

    “Hari Suci Nyepi dimaknai sebagai mulat sarira agar bisa menjalankan ajaran agama, yang dapat mengimplementasikan Catur Bratha Penyepian yang memang sangat sulit dilaksanakan, namun kita dapat selalu menghindari kemarahan serta selalu cerdas dalam perjalanan hidup berdasarkan Tat Twam Asi,” ujarnya. (sgt/kb)

    Back to top button

    Berita ini dilindungi