JEMBRANA, kilasbali.com – Warga yang tergabung Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Mekar Sejati Banjar Tangi Meyeh, Desa Brangbang, Kecamatan Negara mengembangkan agro wisata perdesaan.
Agrowisata yang dikembangkan oleh masyarakat ini berada di tengah-tengah hamparan kawasan persawahan Subak Pangkung Jelepung I Desa Brangbang.
Di tengah berlangsungnya tahap pengembangan Daerah Tujuan Wisata (DTW) yang diberi nama Munduk Nangka ini, pandemi covid-19 mewabah Maret lalu.
Kendati dibuka di masa pandemi yang menimbulkan berbagai keterbatasan, namun pengelola objek wisata di daerah dataran tinggi ini sudah mencatat kunjungan mencapai 15 ribu pengunjung selama tiga bulan terakhir.
Konsep yang diaplikasikan Pokdarwis Mekar Sejati di DTW Munduk Nangka dengan menjual pemandangan persawahan terasering.
Panorama alam persubakan ini yang awalnya dipadukan dengan wisata swafoto, sedikit demi sedikit dikembangkan wisata edukasi, semisal membajak sawah secara tradisional (ngelampit) serta cara menanam padi.
Pengelolaannya juga bekerjasama dengan krama subak setempat. Berbagai wahana juga dikembangkan di objek wisata yang juga menyuguhkan view pegunungan dan penampakan wilayah Kota Negara dan lautan dari ketinggian. Seperti taman kelinci hingga wisata adventure berupa fasilitas motor ATV.
Pengunjung bisa menikmati panorama alam pedesaan yang masih alami dengan menerlusuri jalur treking melintasi jalanan persubakan Pangkung Jelepung 1.
Pengunjung dapat melihat pemandangan kawasan dari puncak bukit Munduk Nangka yang luasnya sekitar 1,5 hektare, dari atas menara bambu kembar atau twin tower.
Kelihan Banjar Tangi Meyeh, Made Widi Astika mengakui sejatinya DTW Munduk Nangka ini sudah mulai dirintis sejak 2018 lalu, namun baru terwujud dan bisa dibuka untuk umum tiga bulan lalu.
“Kami rintis 2018, sempat mandeg, apalgi ada covid-19, kemudian kita wujudkan pembangunannya bersama pokdarwis dan dukungan pemerintah Desa Berangbang, sudah mulai beroperasi sekitar tiga bulan lalu”, ungkapnya, Selasa (29/12/2020).
Diakuinya DTW ini menghandalkan pemandangan terasering persawahan di persubakan Pangkung Jelepung 1. “Yang kita sajikan untuk wisata adalah sawah terasering berikut pemandangan alam Munduk Nangka yang juga dikolaborasikan dengan wahana swafoto,” tambahnya.
Sedangkan pengembangan untuk menambah dayatarik seperti kegiatan edukasi membajak sawah secara tradisional (metekap dan ngelampit) termasuk cara menanam padi akan dibuka saat musim tanam berlangsung di persubakan ini.
Nama DTW Munduk Nangka ini menurutnya diambil karena dulunya tempat ini banyak ditumbuhi pohon nangka. Sedangkan kunjungan meningkat siginifikan setiap libur seperti saat hari raya. Harga tiket masuknya hanya Rp 10 ribu untuk dewasa dan Rp 5 ribu untuk anak-anak.
Untuk mengantisipasi dan mencegah penularan covid-19 serta memutus rantai penularannya, pihaknya tetap memberlakukan protokol kesehatan yang ketat bagi pengunjung. (gus/dx)