GIANYAR, Kilasbali.com – Kelompok Konservasi Penyu Saba Asri melepasliarkan 1.000 ekor tukik di Pantai Saba, Gianyar, Minggu (22/9/2019). Dengan menggandeng Yayasan Rotari Bali dan Widya Guna, tukik yang telah berumur 3 bulan itu, dilepas ke alamnya.
“Tiga bulan d adalah batas akhit pelepasan dilepas agar bisa mencari makan sendiri. Lewat dari 3 bulan insting untuk mencari makan sendiri akan hilang,” ungkap Made Kikik, pendiri kelompok Koservasi Penyu Saba Asri.
Menurutnya, pelepasan tukik tidak hanya kali ini saja. Akan tetapi, ribuan ribuan tukik telah dilepas dalam sepekan ini. Karena, Telur penyu yang menetas di Saba Asri ini didapat dari banyak tempat yang diserahkan oleh masyarakat.
“Banyak masyarakat sendiri yang bawa langsung ke Konservasi Saba Asri, ada dari ketewel, klungkung, karangsem. Selama satu bulan ini kira-kira sudah 4.000 ekor tukik yang dilepas liarkan,” tuturnya.
Sementara itu, Megawati Rusligani mewakili Yayasan Rotari Bali mengatakan, Rotari Bali ini merupakan yayasan pertama yang mendukung pembangunan tempat Koservasi Penyu Saba Asri ini.
“Dukungan kami berupa fasilitas, seperti toilet, kami buatkan tempat penetasan dan lainya,” ujarnya.
Sebagaimana diketahui, Konservasi Penyu Saba Asri ini berdiri di tanah milik Pemkab dan Desa Adat, sudah mendapatkan izin dari BKSDA dalam pembesaran penyu. Tidak hanya pembesaran, penyu yang sakit pun akan ditampung dan mendapatkan perawatan di Saba Asri ini.
Hal ini diatur dalam UU No 5 TH 1990 tentang konsevasi sumber daya alam, yang di dalamnya berisi aturan terkait perlindungan penyu. (ina/kb)