TABANAN, Kilasbali.com – Perbekel Desa Baturiti, Kecamatan Kerambitan, I Made Suryana, mengakui bahwa rekaman suara yang viral di media sosial soal dirinya tidak akan menandatangani proposal bantuan yang ada embel-embel Gerindra itu adalah suaranya.
Ia menyampaikan pernyataan itu dalam suasana emosi lantaran kecewa dengan salah satu tokoh muda di Desa Baturiti yakni I Made Miantara.
Kendati demikian, Suryana meminta maaf karena pernyataannya itu sudah menyinggung Gerindra sebagai sebuah organisasi. Namun, tidak dengan Miantara.
“Saya minta maaf. Institusinya saya singgung, saya harus minta maaf karena dalam situasi emosi yang terakumulasi,” sebut Suryana dalam keterangannya pada Sabtu (7/6).
Miantara yang ia sebutkan itu sendiri merupakan kader Gerindra yang sempat maju sebagai calon legislatif di Pemilu 2024. Selain itu, dalam Pikada 2024 menjadi simpatisan calon bupati I Nyoman Mulyadi dan I Nyoman Ardika.
Pernyataan yang viral itu sendiri terkait dengan rencana pencairan bantuan bagi kelompok ternak yang disalurkan anggota DPR RI, Nyoman Adi Wiryatama. Kebetulan, bantuan ini diurus Miantara dan memerlukan tanda tangannya sebagai perbekel atau kepala desa.
“Etis tidak berjuang di Gerindra tapi ambil bantuan di PDI. Tidak ada aturannya untuk itu. Tetapi ada etika berpolitik,” imbuhnya.
Ia menyebut emosinya terakumulasi karena persoalan pribadi dengan Miantara bukan hanya saat Pemilu atau Pilkada saja. Di luar itu, ada persoalan lain terkait penyelenggaraan kegiatan sosial yang dipercayakan kepada Miantara namun dirasakannya tidak konsisten.
“Akumulasi dari sekian permasalahan yang ada (di desa) terhadap pribadinya (Miantara). Cuma karena dia kader Gerindra, mulut saya emosi, selip mengatakan apapun yang dari Gerindra saya tidak akan tanda tangan empat tahun ke depan,” sebutnya. (c/kb)