TABANAN, Kilasbali.com – Forum Perbekel Desa Terdampak optimis dengan kelanjutan rencana pembangunan jalan tol Gilimanuk-Mengwi. Meski saat ini, Pemerintah Pusat sedang mengirit anggaran besar-besaran yang salah satunya pada bidang infrastruktur.
Optimisme itu disampaikan anggota Forum Perbekel Desa Terdampak Tol Gilimanuk-Mengwi yang juga Perbekel Desa Antosari, I Nyoman Agus Suariawan, pada Minggu (16/2). “Kami optimis (tol Gilimanuk-Mengwi) akan berlanjut,” katanya.
Menurutnya, salah satu hal yang menjadi alasan rencana pembangunan jalan bebas hambatan itu akan berlanjut adalah perpanjangan penetapan lokasi atau penlok yang sedang berjalan.
“Penlok sedang berproses. Tinggal menunggu tanda tangan gubernur terpilih. Bisa saja (tanda tangan) dari Pj (Penjabat) Gubernur Bali. Tapi dari PU Pusat menyarankan untuk menunggu gubernur definitif,” kata Suriawan mengungkap hasil koordinasi terakhirnya sekitar tiga hari lalu.
Ia tidak memungkiri, belum lama ini Kementerian Pekerjaan Umum melalui Badan Pengatur Jalan Tol menerbitkan surat pengumuman penundaan prakualifikasi pelelangan pengusahaan jalan tol Gilimanuk-Mengwi.
Menurutnya, surat bernomor 01/BPJT/GLMW.2/2025 tertanggal 4 Februari 2025 itu lebih terkait adanya beberapa tahapan di tingkat bawah yang mesti diselesaikan. “Kalau surat itu memang benar ada. Karena banyak yang belum dilakukan,” sebutnya.
Salah satu tahapan yang ia maksudkan itu antara lain penlok yang akan segera habis masa berlakunya. Penlok tol Gilimanuk-Mengwi itu akan habis pada 7 Maret 2025 mendatang. Dan, ini harus segera diperpanjang.
“Misalnya perpanjangan penlok. Makanya ditunda. Kalau pembebasan lahan, itu sudah pasti. Cuma kapan (waktunya), kami belum bisa pastikan,” sambung Suriawan.
Alasan lain yang membuat ia optimis adalah proses awal pembangunan jalan tol Gilimanuk-Mengwi yang telah berjalan. Misalnya pembebasan lahan kebun karet yang menjadi aset Pemprov Bali di Kecamatan Pekutatan, Kabupaten Jembrana.
Dalam proses pembebasan lahan itu, pemerintah sudah menganggarkan Rp 100,5 miliar. Dari nilai tersebut, sekitar Rp 500 miliar telah dicairkan. “Artinya, pemerintah juga tidak mau kehilangan anggaran cuma-cuma. Begitu logikanya,” ucapnya.
Hal itulah yang membuat, pihaknya optimis rencana pembangunan jalan tol Gilimanuk-Mengwi akan tetap berjalan ke depannya. “Kami optimis (berlanjut),” pungkasnya. (c/kb)