GIANYAR, Kilasbali.com – Sangat dirasakan manfaatnya, layanan program angkutan siswa gratis kini terus ditingkatkan.
Tahun 2025 bahkan ditargetkan dapat melayani 27 sekolah dari layanan 17 sekolah pada tahun sebelumnya. Namun sayang, target ini masih terganjal dengan terbatasnya jumlah armada angkutan umum yang ada di Gianyar.
Kadishub Gianyar, I Made Arianta, Minggu (19/1) mengungkapkan, di Tahun 2024 lalu yang terlayani sebanyak 17 sekolah. Dimana sekolah yang belum terlayani sekolah di Sukawati.
Disebutkan Arianta sendiri, yang menyebabkan belum terlayani semua sekolah di Gianyar karena Armada yang melayani terbatas.
“Kita kekurangan Armada, hampir semua Armada angkutan yang masih berizin sudah tercover, sehingga kekurangan Armada,” jelas Arianta.
Sedangkan untuk mengcover kendaraan dari luar kabupaten Gianyar tidak bisa, karena dikhususkan untuk Armada yang izin trayeknya Gianyar.
“Ini kendala kita untuk pelayanan angkutan siswa gratis, salah satu caranya adalah ada warga yang bersedia pengadaan Armada baru. Kalau serius bekerja, saya yakin bisa balik modal,” jelasnya.
Diharapkan beberapa warga Gianyar tertarik untuk pengadaan Armada, mengingat potensi pemasukan dari angkutan siswa gratis memadai.
“Hanya saja, kami bayar per bulan, sesuai dengan hasil kerja bulanan,” jelasnya.
Pada setiap kendaraan yang melayani angkutan siswa juga sudah diisi GPS sehingga kalau ada kendaraan over muatan, akan ketahuan.
“Kalau supir merokok saat melayani angkutan siswa juga ketahuan, termasuk link trayek kemana kendaraan melaju akan ketahuan. Juga kami arahkan, supir bisa memberi contoh kerapian berpakaian,” jelas Arianta.
Angkutan siswa gratis ini didukung 263 Armada dan 12 bus. Dari keseluruhan Armada ini memberi pelayanan di 143 trayek.
Sedangkan ke depannya masih dibutuhkan Armada agar semua trayek terpenuhi dan seluruh siswa mendapat layanan angkutan siswa gratis. Pada setiap Armada, penghasilan rata-rata sebulan sebesar RP 3 juta.
Di mana armada ini tidak memberi pelayanan saat hari libur sekolah. Kendati demikian, armada ini bisa menambah penghasilan di luar jam operasional angkutan siswa.
“Atau mungkin pekerjaan lain yang tidak mengikat seperti membuat kerajinan patung, memelihara ternak sapi atau ikan,” jelasnya. (ina/kb)