GianyarSosial

Bocah WNA Resahkan Warga Ubud, KPPAD Bali Minta Petugas Keamanan Bertindak

    GIANYAR, Kilasbali.com – Keberadaan bocah laki-laki anak WNA yang berkeliaran berulang kali terekspose dan viral di media sosial (medsos). Tidak hanya berkeliaran tanpa alas kaki dan baju, bocah itu pun kerap diduga mencuri buah kebun warga dan terkadang membawa sabit.

    Dari keterangan yang dihimpun, bocah bule itu diketahui tinggal di sebuah penginapan milik warga di Banjar Tebesaya, Peliatan, Ubud.

    Atas ulah bocah itu, petugas pun sempat memberikan tindakan. Namun karena masih dibawah umur, langsung dikembalikan ke orang tuanya. Namun, ibu bule yang merupakan orang tua tunggal justru kurang kooperatif sehingga menyulitkan petugas.

    Komisioner Komisi Penyelenggara Perlindungan Anak Daerah (KPPAD) Bali, I Kadek Ariasa, Senin (15 /7) juga menyatakan keprihatinannya terkait adanya postingan tersebar di media sosial soal anak bule berkeliaran tidak jelas, pihaknya di KPPAD Provinsi Bali sebagai lembaga pengawas penyelenggaraan perlindungan anak di Bali tentunya prihatin, dan sangat menyayangkan hal seperti itu terjadi di Bali.

    Baca Juga:  Lingkaran Setan? Residivis Narkotika Jadi Kurir Ditangkap Polisi

    Terlebih lagi di Kabupaten Gianyar yang selama ini dikenal sebagai daerah tujuan wisata internasional dan kabupaten layak anak (KLA).

    “Sebelum-sebelumnya sudah ada beberapa kasus bule atau para wisatawan dewasa yang bertingkah macam-macam dan merusak citra pariwisata Bali maupun kabupaten/kota di Bali. Sekarang ada anak bule bertingkah aneh yang membahayakan dirinya sendiri maupun image pariwisata di Bali. Kami sangat menyayangkan hal tersebut,” ujarnya.

    Pihaknya meminta agar para aparat keamanan setempat jika itu hotel atau villa, supaya mengingatkan dan menegur orang tua anak tersebut, supaya mengawasi anaknya.

    Baca Juga:  Rekomendasi Golkar Belum Turun, Pembentukan Pimpinan DPRD Gianyar Tetap Jalan

    “Memang itu anak bule atau anak orang asing, tapi jika terjadi kekerasan yang menimpa anak tersebut,  lalu terekspos ke luar negeri, tentu akan mencoreng citra pariwisata Bali,” ujarnya.

    Pria asal Desa Mas, Ubud ini membenarkan bahwa selama ini kerap terjadi musibah yang dialami oleh anak-anak WNA di Bali. Mulai dari anak WNA tewas tenggelam di kolam hotel hingga menjadi korban kekerasan seksual oleh pengemudi online.

    “Semua stakeholder pariwisata Bali bersama instansi terkait  diharapkan terus melakukan peningkatan pengawasan atas berbagai tingkah laku para wisatawan, termasuk anak-anaknya. Terlebih akhir-akhir ini sering terdengar wacana peningkatan kualitas wisatawan yang datang ke Bali, bukan hanya kuantitas, agar tidak merusak citra dan alam Bali yang kita sucikan dan banggakan selama ini,” pungkasnya. (ina/kb)

    Back to top button