TABANAN, Kilasbali.com – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tabanan terus berupaya menurunkan tingkat stunting di wilayahnya. Meski saat ini, tingkat stunting di Kabupaten Tabanan ada di posisi 6,3 persen. Atau turun dua persen dari 2022 lalu.
Upaya tersebut dilakukan melalui intervensi serentak yang dikemas dalam program Posyandu bagi balita dan ibu hamil (bumil) sepanjang Juni 2024.
“Ini akan berkelanjutan. Cuma gebyarnya, secara serenta dilaksanakan pada Juni 2024,” jelas Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB), Ni Wayan Mariyati, Minggu (23/6).
Menurutnya, angka stunting di Kabupaten Tabanan jauh lebih rendah dari Provinsi yang berada di tingkat 7,2 persen dan nasional yang berada di posisi 21,14 persen.
“(Di Tabanan) sudah sangat bagus karena penurunannya signifikan. Sebelumnya 8,2 persen di 2023,” jelasnya.
Ia menambahkan, intervensi serentek lewat kegiatan Posyandu tersebut juga berdasarkan hasil Rakornis yang diselenggarakan tiga kementerian dan lembaga terkait di tingkat pusat.
“Karena penurunan stunting nasional sangat rendah pada 2023. Dari data yang masuk ada sasaran yang belum sempat terukur. Sehingga diperlukan data yang lebih valid di 2024,” imbuhnya.
Karena itulah, sambungnya, intervensi secara serentak dan bersifat nasional ini diselenggarakan pada Juni 2024. Harapannya, selain bisa menurunkan angka stunting, pemerintah memiliki data yang optimal.
“Karena seratus persen balita diharapkan hadir ke posyandu,” ujarnya.
Tidak hanya balita, posyandu ini juga bisa dimanfaatkan oleh ibu hamil atau bumil untuk memeriksakan kesehatannnya dan calon anaknya.
“Ada tiga sasaran utamanya yakni balita, bumil, dan calon pengantin. Tidak hanya balita saja,” tukasnya. (c/kb)