MANGUPURA, Kilasbali.com – Ambarrukmo dengan menghadirkan event bertajuk ‘berKelana di Bali’, di Geo Open Space, Jalan Raya Kedampang, Kerobokan Kelod, Kuta Utara, Badung, Sabtu (15/6).
Event untuk melestarikan warisan budaya Tanah Air ini yang berlangsung sehari, yakni selama enam jam dari pukul 15.00-21.00 WITA.
Stakeholder Relations Specialist, N Laili Apriliyani mengatakan, event ini menjadi sebuah momentum spesial karena bisa memperkenalkan tiga Intellectual Property (IP).
Yaitu Kelana Lidah Jawa, Kelana Swara, dan Pasar Wiguna ke masyarakat serta wisatawan yang ada di Bali.
Dikatakan, untuk Kelana Lidah Jawa, merupakan sebuah buku kuliner yang digagas oleh Ambarrukmo bersama Chef Laire Siwi Mentari, pemilik restoran JiwaJawi Jogja.
Buku tersebut berisi berbagai cerita serta sejarah yang ada di balik berbagai makanan khas Jawa, terutama di kawasan Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur.
Terkait Kelana Swara Ambarrukmo, kata dia, menjadi sebuah ruang eksplorasi suara dan musik populer hingga kontemporer yang dipadukan dengan instrumen digital.
“Obah-Osik” adalah mini album dari Kelana Swara Ambarrukmo yang memiliki nilai filosofis mendalam mengenai Wiraga, Wirama, dan Wirasa yang biasa ditemukan dalam setiap kesenian tradisional Jawa.
Sementara untuk Pasar Wiguna, jelas dia, merupakan sebuah eco-culture market yang mengedepankan unsur wellness, local, dan less-waste dari Ambarrukmo.
“Terdapat 13 jenama lokal yang akan meramaikan Pasar Wiguna di Bali kali ini dengan menyediakan beragam jenis produk seperti makanan, kerajinan, pakaian, dan masih banyak lagi,” jelasnya.
Co. Founder Pasar Wiguna, Gilang Ramadhan didampingi Risa Vibia mengatakan, event ini menjadi ajang temu sapa kerabat karya.
Pihaknya mengaku senang bisa bisa hadir di Bali. “Harapan kami bisa keliling Nusantara. Untuk awal, terlebih dahulu perwakilan seperti di Indonesia Barat, Tengah dan sekarang perwakilan Indonesia Timur, Bali,” katanya.
Pihaknya mengaku banyak belajar di Bali. Karena telah menggelar berbagai event serupa dengan mempersembahkan karya-karya mengedepankan kearifan lokal.
“Kerabat karya di Bali sangat menarik. Kental dengan spiritual, kearifan lokal hingga keunikannya. Mulai dari Teman Sayur, hingga jajanan pasar,” tuturnya.
Sementara itu, Risa menuturkan kenapa Pasar Wiguna ini berlangsung hanya sehari.
Menurutnya, kegiatan ini terinspirasi dari pasar tradisional, sehingga menghadirkan suasana yang natural dan organik layaknya suasana pasar tradisional yang sebenarnya.
“Ini untuk efektif energi. Kumpul sehari jadi seru. Kenapa sehari? Karena hari berikutnya kami bisa jalan-jalan. Kami juga ingin liburan di Bali,” ujarnya sembari melepas tawa. (djo/kb)