GIANYAR, Kilasbali.com – Sempat penuh harap lantaran harga gabah melonjak, namun ternyata hanya temporal.
Kini, setelah memasuki musim panen padi, petani Gianyar tidak lagi bisa menjual gabah dengan harga tinggi.
Karena harga beras tetap melambung, sebagian besar petani di pedesaan ogah jual gabah, karena dijadikan stok konsumsi keluarganya.
Dari pantauan, Senin (8/4), harga gabah yang sebelum sempat mencapai Rp 8.000/ kilogram kini anjlok kembali ke semula yakni rata-rata Rp 4.500/ kilogram. Kondisi ini pun tak berbanding lurus dengan harga beras yang masih tinggi.
“Daripada dijual murah lebih baik untuk konsumsi sendiri. Karena beras masih mahal. Kami harus melindungi keluarga juga,” ungkap Pande Jaya salah seorang petani di Desa Suwat, Gianyar.
Namun demikian, langkah ini tetap saja dirasa akan menjadi beban. Karena untuk persiapan produksi selanjutnya, mereka juga membutuhkan biaya produksi. Mulai dari pembibitan, biaya traktor, pemupukan dan lainnya. “Petani kan memang tidak ada yang bernasib baik, ” terangnya.
Saat dikonfirmasi, Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Gianyar, Dewi Hariani, membenarkan harga gabah tidak seperti bulan lalu. Ia mengatakan harganya tidak anjlok melainkan kembali ke harga normal.
“Tidak anjlok, itu kembali ke harga normal. Dulu kan sempat menyentuh angka 8 ribu, kalau sekarang kembali ke harga semula,” ujarnya.
Kondisi turunnya harga gabah ini tak lepas dari adanya panen raya. Dimana panen raya terjadi bulan Oktober-Maret.
“Kita sedang memasuki panen raya. Disemua tempat panen, sehingga gambah kembali ke harga normal. Nanti kalau setelah panen raya ini, kemungkinan naik lagi,” ungkapnya.
Ia pun membantah, anjloknya harga gabah disebabkan permainan tengkulak. “Sementara saat ini belum ada kami dengar permainan tengkulak. Ini murni karena panen raya kita. Bahkan hasil gabah kita di Gianyar bagus-bagus, tidak ada yang sampai gagal panen,” ungkapnya.
Begitupun dengan harga beras, kata Dewi Hariani, sekarang sudah diangka Rp 13.500. Kalau ada yang masih jual 16.000 itu mereka jual stok lama yang masih tersisa.
“Beras juga sudah turun, kan hampir sama turunnya dengan gabah,mirip-mirip, kalau ada yang masih jual 16.000 karena stoknya masih dulu mereka belinya juga mahal,” ujarnya enteng. (ina/kb)