GIANYAR, Kilasbali.com – Memasuki musim sepi pengunjung (low season) aktivitas pariwisata Ubud, Gianyar dipastikan tetap sumringah.
Terlebih, Puri Agung Ubud kini tengah mempersiapkan pelaksanaan Pelebon Agung atas berpulangnya Tjokorda Bagus Santaka yang digelar 14 April 2024.
Penggarapan Bade Raksasa tumpang sembilan dengan ketinggian 25 meter kini sudah menjadi objek tontonan wisatawan.
Pantauan, Selasa (2/4), areal Catus Pata Ubud yang merupakan pusat Aktivitas Pariwisata tetap padat. Padahal memasuki bulan April sudah memasuki low season.
Keberadaan bangunan menara bade raksasa yang sedang dalam proses penggarapan pun dijadikan “jualan” gratis oleh pelaku wisata.
Baik dari kalangan travel maupun pengusaha penginapan di sekitar Ubud. Bahkan bookingan kamar mulai tanggal 12 dan 13 April 2024 sudah diterima oleh sejumlah penginapan.
“Sebenarnya sekarang sudah mulai sepi kunjungan dan hunian. Syukurlah ada plebon, semua kamar saya sudah dibooking,” ungkap Wijana pengusaha penginapan asal Ubud.
Secara terpisah, Pelingsir Puri Ubud yang juga Undagi penggarapan Bade, Prof. Dr. Tjokorda Gede Raka Sukawati, alias Cok De, mengatakan, proses pembuatan piranti tersebut tengah berlangsung di tiga tempat.
Yakni bade di Catus Pata Ubud. Lembu Cemeng di Puri Langon Sambahan dan Naga Banda di Puri Campuhan.
Tinggi bade diperkirakan mencapai 22l5 meter, dengan berat lebih dari 5 ton. Sementara Naga Banda nantinya akan mendampingi bade selanjutnya berangkat menuju Setra Dalem Puri secara bersamaan. “Tingginya nanti kurang lebih 25 meter, saat ini masih proses penggarapan,” ujar Cok De.
Cok De yang juga dosen ekonomi Unud yang telah meraih gelar profesor pada 2021 lalu, mengatakan pembuatan Bade Ageng ini sudah sering ia kerjakan. Ia mengerjakan dibantu oleh sejumlah undagi lainnya. Peranya sebagai koordinator.
“Kita dibantu oleh undagi-undagi yang sudah sangat berpengalaman menggarap Bade ukuran ageng ketika ada upacara di keluarga kami,” jelasnya.
Dipastikan ribuan pasang mata akan memenuhi jalanan Ubud menyaksikan pelebon tersebut. Selain itu ribuan warga juga akan terlibat dalam pengarakan Bade Ageng dan pirantinya. Berkaca dari upacara pelebon serupa, berat bade bisa lebih dari 5 ton.
Menariknya dalam pengarakan Bade di Puri Ubud tak pernah menggunakan alat bantu roda untuk mengusungnya.
“Kurang lebih akan berjalan 1 kilometer dari catus pata menuju setra dalem puri,” ungkap adik kandung mantan wakil Gubernur Bali Periode 2018-2023 ini. (ina/kb)