GIANYAR, Kilasbali.com – Terbatasnya pengangkatan guru, khusus guru berstatus ASN membuat keberadaan guru ini kian menyusut. Di SDN 2 Temesi masih hanya menyisakan seorang guru ASN, selebihnya dibantu guru honor dan GTT
Perbekel Temesi, I Ketut Branayoga mengatakan, kekurangan guru tersebut telah terjadi sejak lama.
Awalnya hanya ada dua ASN, kepala sekolah dan satu guru. Namun setelah kepala sekolah pensiun diisi oleh Plt guru yang berstatus ASN itu.
“Ada 7 guru itu hanya satu orang yang berstatus ASN,” ungkapnya.
Disebutkan, dalam kegiatan mengajar guru ASN semata wayang ini ditugaskan sebagai Plt kepsek.
Kemudian dibantu oleh 2 Guru GTT, 4 guru honor, 1 honor TU, 1 honor tenaga kebersihan, 1 honor operasional BOS (merangkap guru).
Sementara jumlah siswa cukup banyak, sekitar 137 siswa. “Kekurangan 2 guru kelas, kelas 2 dan kelas 3, untuk saat ini kelas tersebut diajar oleh guru bahasa inggris dan operator bos,” jelasnya.
Dengan banyaknya guru honorer itu, dana bos yang didapatkan sekolah tersedot untuk menggaji guru tersebut.
Selain itu proses belajar mengajar juga menjadi tak maksimal. Sebab guru honorer yang pendapatannya minim harus mengajar juga di tempat lain.
“Dengan honorer yang banyak, dana bos tersedot ke gaji. Pendidikan tidak maksimal,” jelasnya.
Pihaknya bersama masyarakat pun sudah berusaha menghadap kepala dinas perizinan. Kami sudah berusaha menghadap kadis pendidikan Gianyar. Tapi sampai saat ini, tidak ada informasi yang jelas.
“Maka kepercayaan masyarakat khusus di zona SDN 2 Temesi menurun, tiap hari dan tiap saat mereka Mengeluh situasi itu,” terangnya.
Menurunya kepercayaan masyarakat itu lantaran menurut mereka, kebanyakan guru honorer, cara mengajar tidak maksimal. Atas hal itu bahkan, ada guru kami juga menyekolahkan anak di luar Temesi.
“Kami harap agar pejabat terkait bisa menjawab. Sekarang ada pembukaan guru P3K. Kami kirim surat ke bupati dan Dinas Pendidikan Gianyar. Jawaban belum ada. Mohon solusi apa yang harus kami lakukan di desa Temesi,” keluhnya. (ina/kb)