JEMBRANA, Kilasbali.com – Perwakilan BKKBN Provinsi Bali melalui Dinas PPPA-PPKB Kabupaten Jembrana terus melakukan beberapa langkah preventif untuk memaksimalkan percepatan penurunan stunting di Bumi Makepung ini.
Salah satunya, menggelar Mini Lokakarya (Minilok) percepatan penurunan stunting secara hybrid dari Kantor Kecamatan Melaya, dan diikuti secara virtual oleh Kecamatan Negara, Melaya, Mendoyo, dan Jembrana, Kamis (13/4).
Hal ini disampaikan oleh Kepala Dinas PPPA-PPKB Kab Jembrana, Ni Kade Ari Sugianti menyampaikan, Minilok ini dijadikan sebagai momentum penting untuk pengawalan dalam percepatan penurunan stunting.
“Mini Lokakarya ini sebagai upaya untuk mewujudkan sumber daya manusia yang sehat, cerdas, produktif dan unggul dalam menyongsong Jembrana Emas 2026 nantinya,” jelas Ari Sugianti yang juga Sekretaris Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Jembrana ini.
Ari Sugianti juga mengungkap presentasi keluarga berisiko stunting pada masing-masing kecamatan. Menurutnya, di Kecamatan Negara 23.53 persen, Kecamatan Mendoyo 25,27 persen, Kecamatan Pekutatan 39,13 persen dan Kecamatan Jembrana 32,77 persen.
“Ini masih cukup tinggi, sehingga perlu upaya keras bagi tim keluarga berencana untuk melakukan pendampingan di masing-masing wilayah,” ungkapnya.
Ditakakan, target Kabupaten Jembrana penurunan stunting menjadi 8,3 persen di tahun 2024, sehingga lintas sektor diharapkan dapat memperkuat komitmen dan memaksimalkan kinerja untuk menjalankan program percepatan penurunan stunting.
“Melalui sharing dan diskusi di forum ini mari kita memperkuan komitmen hingga dapat mencapai target penurunan stunting di angka 8,3 persen pada tahun 2024,” ajaknya.
Sementara itu, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bali, Ni Luh Gede Sukardiasih yang hadir secara daring berharap, kegiatan miniloka karya terus dilakukan secara rutin dengan kontribusi peserta secara aktif, sehingga dapat menemukan strategi baru untuk mempercepat penurunan stunting di Kabupaten Jembrana secara umum
“Kita tahu bahwa saat ini Kabupaten Jembrana merupakan kabupaten dengan pravelensi stunting tertinggi di Provinsi Bali yaitu 14,2 persen jika dilihat dari tahun lalu sebenarnya terjadi penurunan namun sangat kecil dibandingkan kabupaten lain sehingga ini perlu diperhatikan,” ungkapnya.
Untuk itu, dia mengajak peserta Mini Lokarkarya untuk mensosialisasikan pengolahaan pangan lokal sebagai makanan untuk menunjang pemenuhan gizi pada anak maupun remaja.
“Jembrana terkenal dengan ikannya, mungkin ini bisa dimanfaatkan untuk disosialisasikan sebagai makanan inti dan bergizi,” pungkasnya. alt
Selain Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bali, Kegiatan ini juga dihadiri secara daring oleh Ketua Pokja Mekanisme Operasional dan Konversi Program Lini Lapangan BKKBN RI Ridwan Fadjri Nur, SE.
“Saya berterima kasih kepada kecamatan, kapolsek dan danramil dalam komitmennya menurunkan angka stunting melalui minilokakarya yang dilaksanakan secara rutin” ucapnya
Ridwan Fadjri menjelaskan bahwa kunci penurunan stunting ini berada di tingkat desa dan kelurahan untuk itu sangat dibutuhkan kerjasama di tk kelurahan dan desa.
“Saat ini penanganan stunting difokuskan kepada pencegaham stunting sejak hulu yaitu dari remaja dan calon pengantin. Diperlukan sosialisasi hingga tk Desa sehingga lebih menyentuh masyarakat,” jelasnya
Sebelumnya, Pemerintah Kabupaten Jembrana melalui Dinas PPPA-PPKB Kab Jembrana telah melaksankan minilokakarya sebanyak dua kali dan dihadiri oleh peserta yang terdiri dari Camat, Perwakilan Puskesmas, PKK Kecamatan, TPPS Desa, Satgas, PKB dan TPK. (jus/kb)