Seni BudayaTabanan

Tawur Agung Kesanga di Catus Pata Kota Tabanan

    TABANAN, Kilasbali.com – Menyambut Hari Suci Nyepi Tahun Baru Caka 1945 tahun 2023 ini, Umat Hindu khususnya di Bali menggelar beberapa tahapan upacara. Salah satunya Tawur Agung Kesanga.

    Untuk di Kabupaten Tabanan, Tawur Agung Kesanga diawali di Catus Pata Kota Tabanan, tepatnya didepan Patung Bung Karno, Tabanan, pada Selasa, (21/3) pagi.

     

    Kegiatan ritual yang nantinya juga akan dilakukan secara serentak di seluruh Desa Adat ini mendapat apresiasi sekaligus dihadiri langsung Bupati Tabanan Dr. I Komang Gede Sanjaya, SE, MM, didampingi Wakil Bupati I Made Edi Wirawan dan Tjokorda Anglurah Tabanan. Hadir pula beberapa anggota DPRD dan ajaran Forkopimda Tabanan, Sekda, para Asisten dan Kepala OPD serta para Camat di lingkungan Pemkab Tabanan.

     

    Baca Juga:  Pendampingan-Informasi Hukum Jadi Strategi Mulyadi-Ardika untuk Implementasikan UU TPKS

    Nampak juga pada kesempatan itu para utusan dari masing-masing Kecamatan untuk mencari air suci (tirta) yang selanjutnya dibagikan kepada masing-masing Desa Adat di wilayahnya. Sesuai pedoman yang dikeluarkan majelis tertinggi umat Hindu, Tawur Agung Kesanga yang diakhiri dengan kegiatan persembahyangan bersama, dilakukan sesuai dengan tingkatan, yakni Provinsi, Kabupaten, Desa Adat hingga tingkat rumah tangga.

    Baca Juga:  Rusak Moral dan Budaya Bali, Pemprov Bali Larang Pementasan Joged Bumbung Jaruh

     

    Untuk di Kabupaten Tabanan, kegiatan Tawur Agung Kesanga dilaksanakan secara rutin di Catus Pata Kota Tabanan pada tengah hari, sehari menjelang Catur Brata Penyepian.

    Kegiatan ini dimaksudkan untuk Nyomia Buta Kala ke alam yang bertujuan untuk menyucikan alam semesta beserta isinya, meningkatkan hubungan, dan keharmonisan antara sesama manusia, manusia dengan lingkungannya serta manusia dengan Tuhan sesuai konsep Tri Hita Karana.

     

    Bupati Sanjaya menghimbau kepada seluruh masyarakat agar memaknai hari Raya Nyepi dengan sederhana dan penuh introspeksi diri tanpa adanya euforia berlebihan. Terlebih, dalam perayaan kali ini dihiasi dengan arak-arakan ogoh-ogoh dari Sekaa Teruna di masing-masing wilayah agar dilaksanakan dengan harmonis, sehingga tidak menimbulkan perselisihan diantara masyarakat.

    Baca Juga:  Komisi II Tegaskan Perbaikan SDN 1 Geluntung Masuk Prioritas di 2025

     

    “Mari kita manfaatkan momen Catur Brata Penyepian ini sebagai ajang introspeksi diri dan juga untuk meningkatkan spiritualitas diri, karena Nyepi merupakan wujud keheningan, kedamaian yang bertumpu pada konsep Tri Hita Karana. Semoga kita diberkahi hati dan pikiran yang jernih untuk membangun hubungan yang harmonis, baik dengan sesama manusia, alam semesta dan Ida Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan),” tegas Sanjaya. (m/kb)

    Back to top button

    Berita ini dilindungi