DENPASAR, Kilasbali.com – Tak hanya menyajikan pemandangan yang indah, asri dan alami seperti pesisir pantai yang membentang, panorama sawah berundang, hingga barisan pegunungan, Bali dengan keramahan masyarakatnya juga memiliki kazanah budaya yang masih lestari dan bahkan bisa dinikmati secara gratis oleh turis.
Tak pelak, Bali yang mengusung tagline ‘pariwisata budaya’ ini menjadi salah satu destinasi wisata terfavorit. Bahkan, situs perjalanan TripAdvisor menobatkan Bali dengan penghargaan Travelers’ Choice Best of the Best 2022.
Untuk kategori dunia, Bali juga berada di peringkat keempat setelah destinasi terpopuler dunia lainnya seperti, Dubai (Uni Emirat Arab), London (United Kingdom), dan Cancun (Meksiko). Di Asia, Pulau dengan banyak julukan positif ini, tetap bertahan di peringkat pertama sejak 2021.
Posisi Bali mengungguli destinasi terpopuler di Benua Asia mengalahkan New Delhi, Mumbai dan Jaipur di India, Beijing di China, serta Bangkok dan Phuket di Thailand. Tidak itu saja, bagian-bagian terkecil dari Bali seperti Ubud, di tahun 2022 ini, juga mendapat penghargaan bergengsi dari Majalah pariwisata yang berbasis di Amerika Serikat Travel+Leisure.
Dengan berbagai penunjang dan juga predikat yang disandang Bali, tidak berlebihan rasanya pulau berjuluk The Last Paradise ini The World ini disebut sebagai salah satu destinasi wisata terlengkap yang patut untuk dikunjungi, dan menghabiskan waktu libur di Bali.
Kembali Ke Alam dengan Desa Wisata
Salah satu destinasi wisata yang bisa dinikmati di Bali yakni Desa Wisata, yang merupakan konsep pariwisata berbasis desa. Wisatawan bisa menikmati keindahan alam dan tradisi masyarakat Bali dari dekat.
Wisatawan merasakan langsung kebiasaan masyarakat Bali, mulai dari bertani, berkebun, memelihara hewan ternak, hingga kearifan lokal dengan konsep Tri Hita Karana sebagai dasar keharmonisan dalam kehidupan bersama. Yakni menjaga hubungan baik dengan Tuhan, manusia dan alam.
Dari data Dinas Pariwisata Bali, saat ini ada 238 Desa Wisata yang tersebar di seluruh Pulau Dewata. “Desa Wisata jadi pilihan wisatawan asing untuk menghabiskan liburannya di Bali. Perubahan selera ini menguntungkan Bali yang selama ini menjaga alam, tradisi dan budayanya,” kata Kepala Dinas Pariwisata Tjok Bagus Pemayun.
Dikatakan, Bali juga ditunjung dengan akomodasi pariwisata lainnya. Seperti restoran sebanyak 3.233, hotel 5.494, Daerah Tujuan Wisata (DTW) 471, Wisata Tirta 299, dan SPA 1.100. “Jumlah ini menjadi bukti bahwa Bali memiliki banyak pilihan untuk dikunjungi,” tandasnya.
Desa Wisata Penglipuran
Salah satu objek wisata berbasis desa, Desa Wisata Penglipuran. Desa ini terletak di Kecamatan Bangli, Kabupaten Bangli, Provinsi Bali dengan luas wilayah 112 Ha. Letaknya 60 km dengan jarak tempuh 1 jam 30 menit dari Bandara Internasional Ngurah Rai.
Dari luas itu, lahan pertanian seluas 50 Ha, hutan bambu 45 Ha, hutan kayu 4 Ha, pemukiman 9 Ha, tempat suci 4 Ha dan fasilitas umum. Secara georafis terletak pada ketinggian 600- 650 m dari permukaan air laut, sehingga memiliki suhu yang cukup sejuk.
Masyarakat Penglipuran menganut agama Hindu yang menjunjung tinggi adat istiadat, nilai gotong royong, kekeluargaan, kearifan lokal yang berlandaskan konsep Tri Hitha Karana.
Beberapa acara seru yang bisa wisatawan lakukan di Desa Panglipuran ini, mulai dari belajar budaya, melihat secara langsung proses pembuatan kerajinan dari anyaman bambu, menginap di rumah penduduk, hingga menikmati kuliner tradisionalnya. (jus/kb)