GIANYAR, Kilasbali.com – Seiring meredupnya paparan Virus Covid-19, serangan demam berdarah dengue (DBD) kini menjadi tamu rutin yang harus diwaspadai. Terlebih intensitas hujan dalam beberapa pekan terakhir memperluas ruang gerak di Nyamuk Loreng untuk menyebar.
Kewaspadaan ini patut menjadi perhatian karena lonjakan kasus serangan demam berdarah melonjak mulai bulan Oktober.
Dari bulan sebelumnya penderita DBD yang hanya mencapai rata-50, kini malah mencapai 300-an orang.
“Tercatat saat ini sudah ada 368 kasus. Sedangkan kasus terbanyak terjadi di Kecamatan Gianyar,” ungkap Plt Kadiskes Gianyar, Ni Nyoman Ariyuni, Kamis (6/10).
Disebutkan lonjakan kasus tahun 2022 ini, terbilang tinggi. Namun upaya pencegahan dan pengendalian sudah dilaksanakan lebih dini dengan sosialisasi kesehatan dengan menekankan kebersihan lingkungan.
“Sosialisasi utamanya dengan meminimalisir sarang-sarang nyamuk, membasmi tempat perindukan nyamuk aedes aegypti,” jelas Ariyuni.
Diharapkan, pemberantasan sarang nyamuk (PSN) tidak hanya mengandalkan pemerintah, namun masyarakat bisa secara aktif melakukan kegiatan PSN secara berkala.
Sedangkan untuk melakukan fogging, Dinas Kesehatan menurunkan penyelidikan epidemiologi ke lokasi terjangkit DBD. “Bila petugas epidemi menyebut layak, maka dilaksanakan fogging massal di wilayah terjangkit.
Dari catatan Dinas Kesehatan dari bulan Januari terdapat 35 kasus, February 9 kasus, Maret 37 kasir, April 65 kasus, Mei 63 kasus, Juni 62 kasus, Juli 51 kasus dan Agustus 47 kasus.
“Bila melihat tres kasus dari awal tahun, kasusnya terus meningkat, sedangkan yang paling rawan di Kecamatan Gianyar disusul Kecamatan Sukawati,” tutupnya. (ina/kb)