DENPASAR, Kilasbali.com – Akademisi Universitas Udayana yang membidangi transportasi, Prof. Ir. Putu Alit Suthanaya, ST, MEngSc, PhD., menilai, pembangunan Jalan Tol Jagat Kerthi Bali memang salah satu pembangunan infrastruktur darat yang keberadaannya ditunggu-tunggu oleh masyarakat Bali. Karena, jalan tol ini akan mampu menekan angka kecelakan lalu lintas.
Dalam tataran teoritis, idealnya luas jaringan jalan sekitar 15 persen dari luas wilayah. Sebagai ilustrasi, luas jaringan jalan dibandingkan luas wilayah perkotaan Sarbagita hanya sekitar 6 persen. “Artinya kita masih kekurangan jaringan jalan. Beberapa kali dulu sudah pernah dikaji kelayakan pembangunan jalan tol tersebut, namun tidak pernah kunjung terealisasi,” jelasnya dalam siaran pers yang diterima redaksi Kilasbali.com, Selasa (13/8).
“Rencana-rencana trase yang sudah dibuat dulu, saat ini sudah dipenuhi bangunan. Kita patut syukuri akhirnya pembangunan jalan tol ini segera bisa diwujudkan. Pembangunan jalan merupakan upaya mengatasi masalah lalu lintas melalui aspek supply. Mengingat luas jalan masih belum ideal, artinya bahwa kita memerlukan upaya lain untuk mengurangi beban lalu lintas, sehingga kebutuhan untuk membangun jalan dapat ditekan melalui skema demand management, yaitu dengan memindahklan sebagian pengguna jalan ke sistem angkutan umum massal,” ujar Prof Putu Alit Suthanaya.
Putu Alit Suthanaya yang juga merupakan seorang Insinyur ini menyatakan Jalur Denpasar-Gilimanuk sudah dikenal lama sebagai jalur tengkorak akibat tingginya tingkat fatalitas kecelakaan lalu lintas yang terjadi, sehingga apabila nanti jalan tol ini terbangun, maka diperkirakan akan dapat mengurangi angka kecelakaan yang terjadi.
Jalan tol dari Gilimanuk sampai Mengwi sepanjang 96,21 Km juga akan dapat mengurangi waktu tempuh secara signifikan dari/ke Bali Barat, baik untuk pergerakan orang maupun barang. Penurunan waktu tempuh berarti penurunan biaya transportasi juga akan terjadi, yang dapat berpengaruh pada percepatan pertumbuhan perekonomian.
“Keberadaan jalan tol ini juga sangat memberikan dampak pemerataan ekonomi, terutama ke wilayah Bali Barat, dan untuk dapat memberikan dampak ekonomi yang signifikan tentu saja tidak cukup dengan adanya jalan tol, tetapi diharapkan adanya pengembangan sentra-sentra ekonomi di wilayah sekitarnya,” pungkasnya. (m/kb)