DENPASAR, Kilasbali.com – Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace) membuka Seminar Kesenian Berbasis Kearifan Lokal Menuju Pemajuan Kebudayaan Bali di Era New Normal, yang diselenggarakan Mejelis Pertimbangan dan Pembinaan Kebudayaan (Listibya) Provinsi Bali, di Ball Room Four Star by Trans-Denpasar, Jumat (6/11/2020).
Dalam kesempatan itu, Cok Ace memberikan apresiasi atas diselenggarakannya acara ini, meski di tengah situasi pandemi. “Saya perhatikan acara yang diselenggarakan ini telah menerapkan protokol kesehatan (Prokes) yang ketat. Saya harap ke depan acara-acara akan mulai digelar secara langsung, tentunya dengan protokol yang ketat, sehingga kembali mampu menggerakan perekonomian hotel di Bali,” harapnya.
Terkait dengan tema, Cok Ace mengatakan bahwa jauh sebelum covid-19 harus disadari bahwa ada beberapa persoalan penting yang perlu diselesaikan. Yaitu terkait keseimbangan antar sektor, wilayah dan keseimbangan antara sekala dan niskala.
Untuk itu, lanjut dia, Pemprov Bali telah menerapkan visi dan misi Nangun Sat Kerthi Loka Bali yang bertujuan untuk menjaga kesucian dan keharmonisan alam Bali beserta isinya untuk mewujudkan kehidupan krama Bali yang sejahtera dan bahagia sekala dan niskala. “Maka dengan visi tersebut pengembangan pariwisata Bali adalah pariwisata yang berkelanjutan,” lanjutnya.
Cok Ace menegaskan, terdapat dua hal penting yang ada dalam pariwisata berkelanjutan. Yaitu sebut dia pembangunan termasuk komponen pariwisatanya harus mempunya manfaat kesejahteraan bagi masyarakat Bali, tidak hanya dari persoektif penghasilan saja namun juga dari segi kesehatan, pendidikan dan happiness atau kebahagiaan.
Kedua, lanjut Cok Ace, yakni pembangunan termasuk komponen parowosata di dalamnya tidak boleh merusak apalagi mematikan sumberdaya Pulau Bali yaitu keyakinan dan kepercayaan masyarakat Hindu Bali. “Jangan sampai gara-gara pembangunan pariwisata dapat merusak sumber daya manusia dan sumber daya alam Bali”, tandasnya.
Untuk itu ia berharap dengan seminar Pemajuan Kebudayaan Bali yang digelah oleh Listibya ini dapat memberikan saran dan masukan kepada pemerintah, langkah-langkah apalagi yang harus dilakukan pemerintah untuk memajukan kebudayaan Bali, terutama dalam menggerakan sektor pariwisata di tengah pandemi covid-19 ini atau di tengah era new normal ini. Sehingga budaya bali masih tetap bisa dilestarikan dengan apik.
Sementara itu, Ketua Panitia Acara I Nyoman Astita menyampaikan bahwa seminar tersebut bertujuan menciptakan ruang dialog dalam perspektif kebudayaan secara holistik, cerdas dan konstruktif untuk mendiskusikan potensi kearifan lokal dalam sinergi UU Pemajuan Kebudayaan secara lintas bidang, lintas disiplin dan lintas budaya.
“Membahas penguatan potensi modal budaya dan kesenian bagi pengembangan ekonomi kreatif. Mengindentifikask berbagai peluang pemberdayaan potensi seni budsya di era new normal dalam sekala lokal, nasional dan internasional,” tandasnya, seraya berharap seminar ini dapat menghasilkan rumusan yang konprehensip untuk mendukung perkembangan seni dan budaya Bali sesuai visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali. (jus/kb)