DENPASAR, Kilasbali.com – Desa Dangin Puri Kauh, Satgas Desa bersama Pecalang, Kelian Adat, Kepala Dusun Banjar Belaluan dan Sekaa Teruna melakukan sidak penduduk non permanen di Banjar Belaluan Desa Dangin Puri Kauh Minggu (26/7/2020) malam.
Perbekel Desa Dangin Puri Kauh Ida Bagus Gede Gana Putra Karang mengatakan, sidak penduduk ini juga untuk menciptakan tertib administrasi kependudukan dan keamanan wilayah.
Menurutnya, di tengah pandemi Covid-19, pendataan penduduk non permanen menjadi perhatian terkait dengan mobilitas dan pergerakan dari luar daerah sangat tinggi.
Kata dia, dikarenakan masyarakat mengalami kekhawatiran, karena penularan Covid-19 saat ini banyak terjadi pada transmisi lokal.
“Maka dari itu kami melakukan sidak penduduk non permanen ini dengan melibatkan pecalang, kelian adat, Kepala Dusun Banjar Belaluan dan sekaa teruna,” ujar Gus Gana.
Lebih lanjut ia mengatakan, dalam sidak tersebut Gana menemukan sebanyak 14 KK penduduk pendatang yang terdata dan tidak melaporkan keberadaanya ke pihak lingkungan maupun Desa Dangin Puri Kauh.
Maka dalam kesempatan tersebut, pihaknya langsung memberikan pembinaan bahwa bagi penduduk pendatang yang tinggal di wilayahnya wajib melaporkan diri.
“Dari pendataan dalam sidak, ternyata mereka telah lama tinggal di Banjar Belaluan dan telah melakukan isolasi mandiri selama 14 hari bagi yang baru datang dari kampungnya,” ujarnya.
Meskipun demikian, pihaknya tetap memberikan pembinaan dan sosialisasi agar semua penduduk pendatang yang tinggal di wilayahnya harus melaporkan diri. Sehingga ketika terjadi apa apa pihak desa bisa melakukan penangan yang cepat dan tepat.
Ditmabahkanya, dalam upaya pencegahan penularan Covid-19, Gana mengaku telah menetapkan pembatasan kegiatan masyarakat mandiri di wilayahnya.
Selain itu, setiap tiga hari sekali pihaknya juga melakukan penyemprotan desinfektan.
Di mama yang paling utama, kata dia, adalah memberikan sosialisasi agar semua masyarakat taat mengikuti protokol kesehatan yakni selalu gunakan masker, sering cuci tangan, jaga jarak, tidak membuat kegiatan yang menciptakan kerumunan.
“Intinya bagaimana dalam adaptasi kebiasaan baru ini masyarakat bisa produktif sekaligus aman Covid-19,” katanya. (sgt/kb)