GIANYAR, Kilasbali.com – Selama Pandemi Covid-19 melanda dan mengakibatkan sektor usaha mengalami kemacetan, Bupati Gianyar I Made Agus Mahayastra berulang kali melakukan kebijakan yang melibatkan ASN.
Menyelamatkan peternak babi, mepatung massal pun dilaksanakan saat perayaan Hari Raya Galungan. Demikian juga mewajibkan ASN untuk membeli ikan hasil panen petani ikan.
Sayang, kebijakan ini justru menimbulkan kecemburuan, karena pedagang Pasar Seni Sukawati yang kini “paceklik” di tempat relokasi juga berharap kebijakan yang sejenis.
Ni wayan Budiasih, salah satu pedagang di Pasar Seni Sukawati mengatakan, jika kondisi normal seperti sebelumnya, seharusnya mereka sudah memiliki banyak peluang.
Karena memasuki bulan Juli wisatawan selalu ramai, banyak yang sekedar melihat-lihat atau berbelanja oleh-oleh. Namun kini, lantan Pandemi Covid 19, kondisinya lenggang Kalaupun ada satu dua warga lokal yang berkunjung, tidak memberikan harapan.
“Tahun lalu kalau Juli sudah ramai tamu-tamu eropa ke seni” kenang Budiasih, Senin (27/7/2020).
Ditambahkan oleh rekannya , I Nyoman Permadi, saat ini ia dan pedagang lainya yang berjualan barang serupa tidak bisa berbuat banyak. Lantaran yang mereka jual itu barang-barang seni. Berbeda halnya dengan sembako atau kebutuhan pokok lainnya. “Kalau sembako, baju, celana masih ada yang nyari, sementara lukisan, patung, pernak-pernik lainya sangat sepi” jelasnya.
Permadi yang telah berjualan lukisan sejak tahun 90-an ini pun diakuinya tidak memiliki strategi untuk berjualan, selain hanya membuka kiosnya di lokasi pasar relokasi. Menurutnya kalau berjualan melalui online susah, lebih banyak keluar uang untuk beli kuota internet dari pada yang beli. “Kita jualan barang seni, kalau tidak dilihat langsung susah orang akan tertarik” ungkapnya.
Pria asal Banjar Dentiyis Batuan ini berharap, dan ingin menyampaikan kepada Pemerintah Kabupaten Gianyar. Kalau bisa mohon mengajak ANS di lingkungan Pemkab Gianyar untuk ikut serta berbelanja barang-barang seni. Meskipun belanjanya tidak banyak. “Biar bisa saja ini muter, bukan hanya untuk saya yang jual saja, tapi untuk yang gambar-gambar ini juga,” harapnya sambil menunjukan lukisan-lukisan yang ia pajang.
Ditambahkannya ANS Nanti kan dapat gaji ke-13 juga, kalau ke pasar seni belanja 100 ribu sudah banyak dapat barang. “Saya jualan lukisan abstrak 50 ribu dapat 3, kalau yang jual gelang-gelangan kan banyak itu,” ujarnya.
Disebutkan, jumlah pedagang yang berjualannya di Pasar relokasi sebanyak 780 lebih pedagang. Namun tidak semuanya dapat buka kios. Kebanyakan mereka kini bergantung di tempat lain dan ada pula yang berjulan dengan sistem asongan (ngancung) ke sejumlah tempat wisata yang sudah mulai buka. (ina/kb)