DENPASAR, Kilasbali.com– Ketua PGRI Kota Denpasar, Nyoman Winata mengapresiasi wacana Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Muhajir Effendy terkait Pendidikan Mitigasi Bencana masuk ke dalam kurikulum.
Kendatipun demikian, pihaknya menyarankan agar penerapannya jangan terburu-buru. Pasalnya, jika sampai menumpuk, dikhawatirkan akan membebani siswa/siswi itu sendiri. “Dikaji terlebih dahulu, kemudian dibuatkan payung hukum sehingga dalam penerapannya tidak membias, melebar kemana-mana,” jelasnya Winata di Denpasar, Kamis (17/1/2019).
Namun saat disinggung terkait banyaknya bencana yang melanda tanah air belakangan ini, sehingga diperlukan pendidikan mitigasi tersebut, Winata berpendapat, sebaiknya untuk sementara pendidikan tersebut disosialisasikan oleh pihak yang berwenang, yakni Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).
“Mungkin sosialisasinya bisa dilakukan oleh BPBD saat penerimaan siswa baru, maupun saat jeda semester. Saya kira itu lebih baik. Karena itu momentumnya sangat tepat, sekaligus mengajarkan siswa baru tentang tertib berlalu lintas maupun bahaya laten narkoba,” ujarnya.
Lebih lanjut, Winata yang juga Kepala SMA PGRI 6 Denpasar ini menambahkan, untuk di sekolahnya sendiri sudah melakukan sosialisasi baik itu untuk kebencanaan, tertib berlalu lintas, narkoba, maupun yang lainnya. “Jadi, kami sudah melakukan edukasi kepada siswa/siswi bagaimana tata cara jika terjadi bencana agar tidak panik, tata tertib berlalu lintas yang baik dan benar di jalan raya, serta menghindari narkoba yang merupakan barang berbahaya ini,” tandasnya.
Dalam kesempatan tersebut, pihaknya berharap agar BPBD datang ke sekolah-sekolah untuk melakukan sosialisasi tentang mitigasi kebencanaan. (jus/*KB).