GIANYAR, Kilasbali.com – Ratusan bonsai dari berbagai daerah se-Indonesia beradu kualitas dalam pameran dan kontes bonsai yang rutin digelar serangkaian Hut Kota Gianyar di lapangan Astina Gianyar. Sebanyak 470 bonsai mulai dari golongan prosfek, regional, madya dan utama, ikut ambil bagian dalam kontes tahun ini.
Jenisnya dan spesiesnya pun beragam. Mulai dari jenis tanaman lokal hingga impor. Oleh dewan juri secara umum menilai bonsai dari segi gerak dasar atau komposisi, penampilan, keserasian, keharmonisan dan lainnya, umurnya pun beragam dari lima hingga puluhan tahun.
Ketua Panitia Kontes Bonsai, I Wayan Arthana mengatakan, penghobi bonsai lokal kini menjamur di Bali, dan mulai berani unjuk gigi untuk menampilkan karyanya. “Sambil berinteraksi, mereka juga berharap dengan keunikan bonsainya disemati pita sebagai oleh dewan juri,” ujarnya, Rabu (24/4/2019).
Dalam kontes ini, bonsai yang tergolong katagori utama harganya tembus hingga Rp500 juta rupiah. “Harganya memang relatif, namun jika penggemarnya piawai, bonsai bakalan yang harganya cuma satu juta rupiah, bila dirawat dengan sabar dan berulangkali menjuarai kontes, harganya bisa berubah menjadi puluhan juta rupiah,” tambahnya.
Wayan Arthana mengakui, animo penggemar bonsai terus meningkat dari tahun ke tahun. Bahkan yang membanggakan adalah banyak pemula yang ikut pameran. “Dulu, bonsai disebut sebagai hobinya orangtua, sekarang kaum milineal sudah menyukai sebagai hobby,” jelas Arthana.
Selain pameran juga ada bursa bonsai. Pedagangnya juga berasal dari luar Bali, seperti Madura, Sidoarjo, Bandung dan daerah lainnya. Harga yang ditawarkan juga variatif, mulai dari Rp 1 juta sampai Rp 50 juta. Ke depannya, stand pameran akan dibuat lebih menarik dan lapang. Mengingat kondisi pameran saat ini agak berdesakan.
“Tahun ini, target peserta hanya 300 peserta, namun di luar dugaan peserta mencapai 470. Ke depannya kami akan siapkan tempat lebih bagus dan lebih banyak minimal untuk 500 peserta,” pungkasnya. (ina/jus)