DENPASAR, Kilasbali.com –Panggung Terbuka Ardha Candra, Taman Budaya Bali, kembali bergemuruh. Jumat (27/6) malam, Lomba Balaganjur Remaja dalam rangka Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-47 memasuki hari kedua dengan aksi yang makin dahsyat dan atraktif.
Empat sekaa balaganjur dari Karangasem, Gianyar, Klungkung, dan Bangli tampil habis-habisan. Tak hanya panggung yang bergetar oleh tabuhan gong dan kendang, energi ribuan penonton juga membuncah luar biasa. Seluruh tribun yang berkapasitas 10 ribu orang penuh sesak. Bahkan sejak pukul 16.30 Wita, penonton sudah berdatangan untuk mengamankan posisi terbaik demi menyaksikan jagoan mereka bertarung musikal.
Momen kian spesial karena langsung disaksikan Gubernur Bali Wayan Koster, yang baru tiba dari retret gelombang II di IPDN Jatinangor, Jawa Barat. Sambutan meriah pun mengiringi kehadirannya. Dengan santai, Gubernur menyapa penonton, berswafoto, dan memberi semangat kepada para seniman muda yang tampil.
Pertunjukan dibuka oleh Sekaa Balaganjur Bala Datu dari Karangasem lewat garapan “Bulak Kembar” yang memukau dengan tempo dinamis dan komposisi ketat. Disusul kemudian oleh Sekaa Gong Yowana Giri Puspa dari Gianyar, membawakan karya “Paksa Ningkang” yang memadukan kekuatan bunyi dan gerak dengan narasi magis.
Giliran ketiga, Sekaa Balaganjur Cerik Mangan Gigis dari Klungkung menggempur panggung lewat garapan “Tadah Uwuk” dengan nuansa ritual dan kekuatan komunal yang mencengkeram. Tak kalah memikat, penutup malam itu datang dari Komunitas Seni Pajenengan Agung asal Bangli yang menghadirkan “Napak Sidhi” — garapan bernapas spiritual, menghentak dan kontemplatif sekaligus.
Empat kabupaten. Empat energi. Satu panggung. Semua menyatu dalam dentuman balaganjur yang bukan hanya kompetisi, tapi juga perayaan jiwa, tradisi, dan identitas Bali yang terus hidup dan berkembang.
PKB bukan sekadar tontonan. Ia adalah denyut nadi Bali itu sendiri. Dan malam itu, Ardha Candra benar-benar berdetak kencang.(*)