DenpasarPendidikan

Guru TK Tumbuhkan Jati Diri dan Karakter Anak

    DENPASAR, Kilasbali.com – Guru TK memiliki peran yang sangat penting khususnya dalam menumbuhkan jati diri dan karakter anak didik.

    Hal itu disampaikan, Putri Koster yang didaulat sebagai Bunda PAUD Provinsi Bali dalam HUT ke-73 Ikatan Guru Taman Kanak-Kanak Indonesia (IGTKI) PGRI, di Gedung BPMP Provinsi Bali, Minggu, 21 Mei 2023.

    “Di TK/PAUD tidak mengedepankan (menjadikan anak dengan, red) otak yang pintar namun yang terpenting adalah menumbuhkan jati diri anak-anak, menjadi anak-anak yang berkarakter dan berbudi pekerti luhur,” ungkapnya.

    Menurutnya, hal tersebut yang menjadi pondasi pendidikan anak dan bukan mengajarkan teori sains. Ia berpendapat bahwa ilmu tanpa karakter yang baik serta budi pekerti luhur hanya akan menghantarkan anak kedalam kegelapan dan jurang kehancuran.

    Baca Juga:  Doa Bersama Lintas Agama untuk Sukseskan Pilkada Serentak di Bali

    Dia menuturkan, hal ini juga yang dulu diperjuangkan oleh Gubernur Bali, Wayan Koster saat masih menjabat sebagai Anggota Komisi X DPR RI.

    Dikatakan, saat itu Gubernur Koster bersama dengan PGRI berjuang untuk meloloskan RUU tentang guru dan dosen yang telah lama mandeg dan tidak disahkan.

    “Undang-undang terkait guru dan dosen inisiatornya salah satunya adalah berkat Pak Wayan Koster,” ungkapnya.

    Baca Juga:  Koster-Giri Lebih Memilih Menyapa Masyarakat dan Tawarkan Program

    Dengan disahkannya UU Nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen ini yang selanjutnya menjadi dasar peningkatan kapasitas, integritas, profesionalisme serta kesejahteraan guru dan dosen di Indonesia.

    Putri Koster berharap, kedepannya tidak ada lagi tes baca tulis maupun berhitung saat anak-anak naik ke jenjang sekolah dasar.

    Ia meminta agar pendidikan anak usia dini (PAUD) lebih memfokuskan pada pendidikan karakter serta budi pekerti anak. “Anak-anak hanya diajarkan bermain,” pintanya.

    Baca Juga:  Hasil Survei, Koster-Giri Unggul Telak dengan Elektabilitas 70,4%

    Ia meminta para guru dapat mengajarkan anak-anak sesuai dengan tingkatannya. “Ajarkan yang paling sederhana pada tutur dan lakunya. Jangan ajarkan teori-teori karena itu belum masanya,” tegasnya. (jus/kb)

    Back to top button

    Berita ini dilindungi