DENPASAR, Kilasbali.com – Berbagai upaya terus dimatangkan untuk mengatasi kemacetan atau kekroditan lalu lintas di sekitar kawasan pelabuhan Sanur dan Jalan By Pass Ngurah Rai.
Setelah Gubernur Bali Wayan Koster dan Walikota Denpasar IGN. Jaya Negara beberapa waktu yang lalu sempat meninjau Pelabuhan Sanur serta sudah memberikan opsi untuk menata manajemen operasional pelabuhan dan segera menyiapkan lahan parkir seluas 3 Ha di sebelah utara Pelabuhan, kini stakeholder terkait mematangkan rencana tersebut dengan menggelar rapat kordinasi, Selasa (9/5) di kantor Desa Adat Sanur.
Rapat dipimpin Kepala Dinas Perhubungan Kota Denpasar, Ketut Sriawan membahas penetapan time table keberangkatan bersama Kepala UPTD Pelabuhan Nyoman Adi Sucita, Wilker Sanur Ketut Suratnata, Perwakilan Wilayah Kerja Sanur Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas (KSOP) Kelas II Benoa Ketut Muliana, Bendesa Adat Sanur IB. Paramartha, Perbekel Desa Sanur Kaja Made Sudana dan Operator Pelabuhan.
Dalam kesempatan tersebut, Kadishub Kota Denpasar Ketut Sriawan menyampaikan telah disepakati bahwa salah satu penyebab kemacetan yang terjadi di kawasan jalan By Pass Ngurah adalah perlunya penataan manajemen operasional dan perlunya pengaturan sirkulasi keberangkatan dan kedatangan penumpang, akses jalan kendaraan, harga tiket dan pelayanan parkir.
“Sirkulasi keberangkatan perlu diatur melalui penetapan time table yang ketat pada jam delapan sampai jam sepuluh pagi yang kita sebut Golden Time. Operator dan travel agency diwajibkan berangkat sesuai dengan time table yang telah ditentukan,” ujarnya
Lebih lanjut disampaikan, selain melakukan penetapan time table yang ketat untuk mengatasi kemacetan yang terjadi, Dishub Kota Denpasar akan bekerja sama dengan kepolisan untuk menindak kendaraan yang parkir sembarangan.
“Penegakan ini perlu dilakukan untuk menciptakan kondisi yang baik dan nyaman di pelabuhan Sanur. Seluruh pihak harus bekerjasama mewujudkan Pelabuhan Sanur yang aman, nyaman dan memberikan kebermanfaatan bagi masyarakat, desa adat dan Kota Denpasar,” ujarnya
Sementara itu, Ketut Muliana selaku perwakilan dari KSOP Benoa menyampaikan akan menetapkan time table dengan ketat. Selain itu sesuai dengan hasil diskusi maka pemberian ijin untuk tambahan Fast Boat yang berlayar akan ditunda sementara.
“Kami bersama operator akan berkerjasama untuk mengikuti time table yang berlaku demi terciptanya kondisi yang diinginkan di pelabuhan Sanur,” ujarnya
Perbekel Sanur Kaja, I Made Sudana menyampaikan salah satu cara untuk mengatasi kemacetan yang terjadi dengan mengurangi volume kendaraan saat menurunkan dan mengangkut penumpang operator bisa bekerjasama dengan Paguyuban Driver yang ada di Desa Adat.
“Hal ini selain menurunkan tingkat kemacetan juga dapat memberikan manfaat ekonomi kepada masyarakat Sanur,” ujarnya. (m/kb)