GIANYAR, Kilasbali.com – Unik dan menarik, ogoh-ogoh serba ilalang. Boneka raksasa ini berbahan alami ramah lingkungan. Ogoh-ogoh ini digarap Sekaa Teruna Eka Kencana, Banjar Kelingkung, Desa Lodtunduh, Ubud ini patut diancungi jempol.
Dalam kreativitas tahunannya ini, para yowana ini komitmen memanfaatkan bahan alami, yakni berbahan dasar ilalang.
Agus Eri yang arsitek ogoh-ogoh yang dinamakan Garudeya mengungkapkan, ide bahan dengan ilalang ini tidak terlepas dari keberdaan bahan yang berlimpah di desa setempat.
“Desa Lodtunduh salah satu penghasil dan pembuat ulatan atap alang-alang,” terangnya, selasa (21/2).
Tema Garudeya, paparnya mengisahkan tentang perjuangan sang Garuda demi menyelamatkan ibunya Dewi Winata dari perbudakan Dewi Kadru dan para naga.
Garudeya memporak-porandakan Surga demi mencari Tirta Amerta. Dan kaitan dengan ogoh-ogoh berbahan alang-alang, karena dalam perjalanan Sang Garudeya membawa Tirta Amerta, percikannya itu jatuh ke rumput ilalang.
“Sampai sekarang rumput ilalang atau di Bali disebut Ambengan ini punya nilai sakral. Sebagai bagian dari sarana upakara,” jelasnya.
Lanjut Gus Eri, sedang mengerjakan ogoh-ogoh ini bersama Sekaa Teruna di balai Banjar. Seluruhnya dilibatkan, mulai dari pencarian bahan hingga membentuk badan ogoh-ogoh.
“Setiap tahun kami pingin membuat dan memakai bahan ogoh-ogoh yang gampang didapat dari sekitar desa,” ujarnya.
Sebelumnya Sekaa Teruna setempat sudah beberapa kali diajak menggarap karya serupa berbahan alami.
“Dulu pernah pakai jerami, ulatan bambu dan sekarang ilalang. Tahun depan kami juga akan kembangkan kreasi lain,” pungkasnya. (m/kb)