Satu Sarjana Satu Keluarga untuk Masa Depan Bali

DENPASAR, Kilasbali.com – Gubernur Bali Wayan Koster mengumpulkan Rektor Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta se-Bali di Ruang Rapat Kertha Sabha, Jaya Sabha, Rumah Jabatan Gubernur Bali di Denpasar, Selasa (3/6).
Dalam pertemuan itu, Wayan Koster memaparkan program pengembangan SDM Bali Unggul, dan program satu keluarga dan satu sarjana untuk masa depan Bali.
Semua rektor mendukung program Gubernur Bali, karena tujuannya sangat mulia demi masa depan generasi muda Bali.
“Program satu keluarga satu sarjana diprioritaskan bagi para lulusan SMA/SMK yang berasal dari keluarga kurang mampu di seluruh Bali,” kata Koster.
Dalam program ini, terdapat beberapa skema. Mulai dari kuota khusus dengan biaya pendidikan gratis sebanyak 25-100 orang.
Kemudian memberi keringanan biaya kuliah dengan Uang Kuliah Tunggal. Katagori 1, biaya kuliah hanya Rp 500.000 per semester, dan katagori 2 hanya Rp 1.000.000 per semester.
Berikutnya, Poltek Negeri Bali memberi layanan pendidikan diploma dua Jalur Cepat(Fast Track).
Selama tiga semester dengan biaya total hanya Rp 1,5 juta. Lulusan mendapat ijazah diploma dua bidang vokasi, lulusan langsung kerja.
Semua siswa yang mendapat program satu keluarga satu sarjana, akan mendapat bantuan biaya sebesar Rp 1,4 juta per mahasiswa per bulan selama kuliah. “Ini untuk kebutuhan kos, makan, dan transportasi,” imbuh Koster.
Koster berharap, program dapat mulai dilaksanakan pada penerimaan mahasiswa baru pada Bulan Agustus 2025.
Gubernur menugaskan tim untuk menyusun skema dan petunjuk teknis pelaksanaan program agar berjalan dengan baik.
Kebijakan Gubernur Bali inipun mendapat dukungan dari para rektor dan direktur perguruan tinggi yang hadir. Total hadir 26 perguruan tinggi negeri dan swasta.
Adapun rektor yang hadir yakni, Unud, Undiksha, ISI Bali, Poltek Negeri Bali, Poltek Pariwisata, Poltekkes Denpasar.
Kemudian, Rektor Universitas PGRI Mahadewa Indonesia (UPMI) Bali, Universitas Warmadewa, Mahasaraswati,Undiknas, UNHI, Instiki, Institut Pariwisata dan Bisnis Internasional, Dhyana Pura, dan Universitas Ngurah Rai.
Universitas Mahendradatta, Triatma Mulia, IKIP Saraswati, Institut Desain dan Bisnis Bali, Dwijendra, Bali Internasional, STKIP Agama Hindu Amlapura, Stikes Buleleng, Primakara, Stikes Wira Medika Bali, Institut Teknologi dan Kesehatan Bali. (jus/kb)