DENPASAR, Kilasbali.com – Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Bali, Putri Suastini Koster mengajak kaum perempuan untuk mengambil peran aktif di tengah pesatnya kemajuan teknologi dan digitalisasi.
Hal itu disampaikan Putri Koster saat menjadi pembicara kunci pada acara talkshow rangkaian kegiatan Bali Digital Innovation Festival 2025 yang diselenggarakan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali di Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya Denpasar, Rabu (30/4/2025).
Selain memanfaatkan dampak positif dari kemajuan teknologi di bidang informasi, perempuan juga diajak untuk mewaspadai kejahatan siber, judi online, dan pinjaman online.
Dalam kesempatan itu, Putri Koster juga menyampaikan terkait kemuliaan sosok perempuan yang bahkan termuat dalam kitab suci. “Tutur panglingsir juga menyebut ada delapan kelebihan yang diberikan Ida Sang Hyang Widhi Wasa kepada kaum perempuan sehingga disebut luh luih,” ujarnya.
Putri Koster berpendapat, kelebihan itu mesti dimanfaatkan oleh kaum perempuan dalam menyikapi pesatnya perkembangan teknologi informasi. Lebih jauh, ia mengurai bahwa segala sesuatu yang berkaitan dengan kemajuan niscaya membawa dampak positif sekaligus negatif. “Peluangnya kita manfaatkan, tantangannya harus kita sikapi,” cetusnya.
Pada kesempatan itu, perempuan yang dikenal memiliki multitalenta ini menyebut sejumlah dampak positif dari berkembangnya era digital, seperti kemudahan akses informasi.
“Dengan makin luasnya akses informasi, kita bisa menambah wawasan dan belajar melalui internet. Selain itu, era digital juga memberi peluang bagi ibu rumah tangga untuk melakukan kegiatan usaha sesuai dengan keterampilan yang dimiliki. Sambil mengerjakan tugas sebagai ibu rumah tangga, bisa memanfaatkan teknologi untuk mengembangkan usaha,” katanya.
Selain dampak positif, menurutnya, era digital juga menghadirkan beragam tantangan seperti masifnya penyebaran hoaks, kejahatan siber yang makin merajalela, hingga kian maraknya tawaran pinjaman online dan judi online. Secara khusus, Putri Koster menyampaikan keprihatinan terhadap dampak serius dari judi online.
“Tak hanya menguras harta benda, ini juga bisa menghancurkan rumah tangga. Jika ada anggota keluarga yang terjebak judol, keharmonisan rumah tangga dan nyawa menjadi taruhan. Harus benar-benar diwaspadai,” imbuhnya.
Lebih dari itu, ia juga prihatin terhadap maraknya kejahatan siber yang mengintai kaum perempuan. Menyikapi hal itu, ia mengajak kaum perempuan untuk meningkatkan literasi tentang dunia digital. Selain agar tak menjadi korban, dengan literasi yang baik, perempuan akan mampu melindungi anggota keluarga seperti suami dan anak-anak mereka.
“Ibu-ibu yang punya anak Gen Z atau anak milenial, mampu membelikan mereka gadget, maka harus menguasai juga tentang kemajuan teknologi. Dengan demikian, kita bisa mengawasi anak-anak. Bukan sebaliknya, diolok-olok oleh mereka,” katanya. (m/kb)