
TABANAN, Kilasbali.com – Sejumlah anggota rombongan delegasi World Water Forum (WWF) dari Negara Jamaika membeli beras merah untuk dipakai sebagai oleh-oleh.
Ini terungkap dalam kunjungan rombongan tersebut di objek wisata Jatiluwih, Kecamatan Penebel, pada Selasa (21/5).
“Ada (beberapa) yang beli beras merah karena di negaranya tidak ada,” ungkap Manajer Daya Tarik Wisata (DTW) Jatiluwih, I Ketut Purna.
Ia menjelaskan, delegasi dari Jamaika menjadi rombongan yang kesekian kalinya mengunjungi objek wisata Jatiluwih sepanjang pelaksanaan WWF 2024.
Jumlah rombongannya diperkirkan 50-100 orang. Selain Jamaika, di hari yang sama, kunjungan serupa juga dilakukan delegasi dari Filipina.
Purna mengungkapkan, rata-rata delegasi yang berkunjung ke Jatiluwih tertarik pada sistem pengairan yang dikelola oleh subak dan jenis padi beras merah.
“Karena di Jamaika tidak ada padi beras selain padi beras putih,” imbuhnya.
Kepada rombongan tersebut, ia juga menerangkan bahwa padi beras merah merupakan warisan para leluhur petani di Jatiluwih yang sampai kini masih dipertahankan.
“Karena kami sudah memiliki aturan. Di Jatiluwih, saat musim tanam pada Januari semua petani harus menanam beras merah,” kata Purna.
Ia mengungkapkan, sampai dengan 25 Mei 2024 mendatang, kunjungan dari rombongan peserta WWF dijadwalkan akan terus berdatangan.
“Kunjungan informal sudah sejak empat hari lalu. Tapi resminya pada 23-25 Mei 2024,” ungkapnya.
Sampai hari ini, sambungnya, rombongan yang sudah datang berkunjungan berasal dari Hungaria, Tiongkok, Prancis, Jamaika, dan Filipina. (c/kb)