Gianyar

Potong Ekor Babi Menyakiti Ternak tanpa Manfaat

    GIANYAR, Kilasbali.com – Entah apa tujuannya, sejumlah peternak menengah dan besar masih ditemukan ternak babi dengan ekor terpotong. Hal ini mendapat perhatian serius Dinas Pertanian dan Peternakan Gianyar, sehingga mengeluarkan larangan pemotongan ekor.

    “Selain tidak memberi manfaat lebih secara ekonomi juga tidak baik untuk kesehatan ternak,” ungkap Kabid Kesehatan Hewan Distanak Gianyar, Made Santiarka, Selasa (26/3).

    Dikatakan, potong ekor pada babi umum dilakukan peternak babi besar dan sedang di Gianyar. Disebutkan di Bali secara umum dari 54 peternak babi skala besar, sebanyak 33 peternak melakukan potong ekor. Sedangkan di Gianyar untuk potong ekor dilakukan belasan peternak.

    “Kalau dalam manusia ini tidak manusiawi, namun dalam hewan sangat menyakiti, sehingga larangan dikeluarkan oleh Yayasan Perlindungan Satwa Indonesia,” jelas Made Santiarka.

    Baca Juga:  Sidak di Tegallalang, Satpol PP Temukan Pembangunan Villa Tak Kantongi Izin

    Selain potong ekor, juga masih didapati peternak yang menempatkan babi pada kandang sempit atau kandang jepit, sehingga ternak tidak bisa bergerak bebas, atau hanya bisa maju dan mundur saja.

    “Hal ini tidak memberi aspek pertumbuhan ternak dengan baik, justru dengan ruang gerakan yang ideal ternak babi bisa tumbuh dengan baik,” katanya.

    Praktik lain pada peternak babi adalah kebersihan kandang yang kurang memadai dan masih ada sebagian ternak babi belum memiliki pengolahan limbah kotoran.

    Baca Juga:  Kejari Gianyar Musnahkan BB, Sabu-sabu Diblender - HP Dipotong

    “Bila dimanfaatkan dengan baik, limbah kotoran babi bisa sebagai biogas dan bisa mencukupi untuk kebutuhan dapur keluarga,” ujarnya.

    Santiarka juga mewanti-wanti kepada peternak babi, agar memperhatikan kebersihan dan distribusi ternak babi.

    Dijelaskan juga oleh Kepala UPT Keswan 1 Gianyar, Gianyar saat ini dikelilingi kabupaten yang sudah ada penyebaran virus ASF atau virus Afrika. “Bangli, Karangasem, Badung sudah ditemukan kasus virus ASF, ini Gianyar kita perlu waspada,” jelas Arya Darma.

    Baca Juga:  Rayakan Natal dengan Classic Rock di TUJU Ubud

    Salah satu cara menjaga agar tidak terserang virus ASF adalah dengan rutin menjaga kesehatan dan kandang ternak serta memberikan nutrisi yang memadai bagi ternak.

    “Harapan kami, seluruh peternak harap waspada, jaga kebersihan kandang, jaga kesehatan dan nutrisi yang layak bagi ternak,” harapnya. (ina/kb)

     

    Back to top button

    Berita ini dilindungi