GianyarNews UpdateSeni Budaya

Begini Makna Nubung Pedagingan di Desa Adat Keramas Gianyar

    GIANYAR, Kilasbali.com – Dalam memfungsikan dan lebih menguatkan energi spritualitas keberadaan tempat suci milik Krama Desa Adat Keramas, bertepatan dengan rahina Wrhaspati Umanis, Wuku Dunggulan, (Manis Galungan), Kamis (29/2), diselenggarakan upacara yadnya Rsi Gana, Mlaspas Agung dan Nubung Pedagingan di Pura Puseh dan Desa, Desa Adat Keramas.

    Upacara ini digelar dalam rangkaian Karya Mamungkah, Mapadudusan, Tawur Agung, Menawa Ratna, Ngusaba Desa Ngusaba Nini di Pura Puseh dan Desa, Desa Adat Keramas, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar.

    Upacara yadnya ini dilakukan setelah hal serupa dilakukan 34 tahun yang lalu. Berdasarkan cerita tetua masyarakat adat Keramas, upacara dengan tingkatan yang sama pernah juga dilakukan pada tahun 1972 dan terakhir tahun 1994.

    “Sebagaimana tertuang dalam tatwa, dan berdasarkan petunjuk dari sang Wiku, maka dalam rentan waktu pengurip bumi, yakni setidaknya 30 tahun keberadaan tempat- tempat suci agar dilaksanakan kembali prosesi yadnya untuk memfungsikan dan menguatkan kembali nilai- nilai spritual yang ada di tempat suci, dalam hal ini Pura Kahyangan Desa,” kata Bandesa Adat Keramas sekaligus Manggala Karya I Nyoman Puja Waisnawa.

    Baca Juga:  Program Makan Siang Gratis Siap Gass di Gianyar

    Masyarakat Adat Keramas, melaksanakan upacara karya di empat pura secara bersamaan. Diantaranya, Pura Puseh dan Desa, Pura Ulun Desa, serta Pura Pancoran Naga Konci. Keempat Pura ini merupakan pura kahyangan desa, yang diempon oleh kurang lebih 2000 KK.

    Upacara Rsi Gana, Mlaspas Agung dan Mependem Pedagingan di empat pura tersebut dipuput oleh enam sulinggih. Di Pura Puseh dan Desa dipuput oleh Ida Pedanda Gede Putra Kekeran sebagai Yajamana Karya dan Ida Pedanda Budha Gunung Sari.

    Untuk di Pura Ulun Desa, dipuput oleh Ida Pedanda Padang Tegal Delodan, Ida Pedanda Budha Istri Geria Gede Batuan dan Ida Rsi Geris Sindu Keramas. Sedangkan di Pura Patirtan Naga Kunci di puput oleh Ida Pedanda Geria Wanayu, Bedulu.

    Baca Juga:  Jalan Pengosekan Ubud Mulus - Lalin Ngalir

    Penyarikan Desa Adat Keramas, I Gusti Agung Gde Dharmada menambahkan, sehari sebelumnya, bertepatan dengan hari raya Galungan, dilaksanakan upacara mepada alit, yakni upacara penyucian sejumlah binatang atau wewalungan seperti kebo, godel, kambing, angsa, babi, itik dan ayam, yang akan digunakan untuk upacara Rsi Gana.

    Untuk pelaksanaan karya ini, keseluruhan proses karya telah dimulai sejak 9 Januari 2024. Dalam kegiatan karya ini, kegiatan masyarakat akan penuh dalam mempersiapkan karya, sehingga akses lalu lintas yang digunakan oleh masyarakat umum banyak terganggu.

    “Dengan demikian, kami mohon maaf kepada masyarakat yang akan melintas dari jalan By Pas Ida Bagus Mantra menuju kota Gianyar akan mengalami gangguan akibat kegiatan upacara yang dilakukan oleh masyarakat,” katanya.

    Baca Juga:  Rusak Moral dan Budaya Bali, Pemprov Bali Larang Pementasan Joged Bumbung Jaruh

    Untuk dudonan karya sebagai permakluman kepada masyarakat luas, bahwa tanggal 6 Maret 2024 dilakukana upakara Mendak Ida Bhatara Pengrajeg ke Pura Taman Pule, Desa Mas yang akan melibatkan ratusan krama.

    Dilanjutkan proses mendak bagia tanggal 8 Maret 2024, Melasti tanggal 9 Maret 2024 ke Pantai Masceti, Tawur Agung tanggal 15 Maret 2024 yang akan menutup akses jalan raya, dan puncaknya pada tanggal 19 Maret 2024.

    Dilanjutkan kemudian, Ida Bhatara nyejer selama 11 hari, dan dilakukan proses penyineban 31 Maret 2024, dan seluruh proses berakhir pada 1 April 2024.

    Tujuan dari seluruh rangkaian prosesi karya ini adalah ngrastititiang jagat (mendoakan alam semesta) khususnya wilayah Desa Keramas, sehingga tercipa kesukertaan dan keharmonisan, baik di bidang parahyangan, pawongan dan palemahannya. (ina/kb)

    Back to top button

    Berita ini dilindungi