GIANYAR, Kilasbali.com – Kasus gigitan anjing rabies kembali gemparkan warga Gianyar. Kali ini korbannya adalah seorang kadus serta lima warga lainnya di Desa Saba, Blahbatuh. Dari uji sample anjing yang menggila itu, dipastikan positif rabies.
Dari keterangan yang dihimpun, Selasa (26/12), anjing tersebut memang terkesan liar dan tidak seperti anjing pad aumumnya. Tanpa arah yang jelas, anjing itu berkeliaran dengan kondisi lidah menjulur keluar dan air liur menetes, sementara ekornya ke bawah.
Bahkan salah seorang kepala dusun di desa Saba yang akhirnya menjadi korban tidak waspada. Setelah anjing itu lewat, ia mengambil motor, namun tiba-tiba anjing tersebut berbalik dan menggigit kaki kepala dusun itu. Kemudian anjing itu pun menggigit lima warga lainnya di tempat yang berbeda.
Dikonfirmasi terpisah, Perbekel Desa Saba, Ketut Redhana membenarkan kejadian itu. Kata Redhana, para korban telah mendapatkan vaksin. “Anjing sudah diambil sampel otaknya oleh dinas pertanian dan peternakan, hasilnya memang positif,” ujarnya.
Dikatakan Redhana, pihaknya tahun 2023 ini padahal berkomitmen untuk menanggulangi rabies dengan membentuk tim siaga rabies (Tisira). Pembentukannya melibatkan seluruh 5 desa adat dan 8 banjar se Desa Saba. “Pembentukannya hari ini, kadernya kita ambil dari seluruh lapisan masyarakat, sebelum pembentukan malah sudah diuji,” ujarnya.
Kedepan kader ini yang akan aktif mensosialisasikan atau menyebarkan pemahaman terkait rabies kepada masyarakat. Termasuk cara memelihara hewan peliharaan agar tidak menjadi penyebar rabies. “Harapannya masyarakat bisa lebih waspada, dan rungu pada lingkungan sekitar,” ujarnya.
Sementara ketersedian vaksin di Gianyar mulai menipis. Pihak dinas kesehatan pun selektif memberikan vaksin. Sebab tidak semua gigitan anjing menularkan rabies ke manusia.
Hal ini diungkapkan Kepala dinas Kesehatan Gianyar, Ni Nyoman Ariyuni, dikatakannya anjing peliharaan yang menggigit karena terprovokasi, seperti ekornya tak sengaja di injak itu tidak langsung diberikan vaksin. Namun harus ditunggu kondisi anjing tersebut.
“Jika mati dengan gejala rabies sebelum waktu dua minggu. Baru korban gigitan diberikan vaksin, sehingga anjing perlu dipantau,” ujarnya.
Sementara jika digigit anjing liar, tanpa tau anjing tersebut berasal dari mana tapi tiba-tiba menggigit Itu wajib mendapatkan vaksin. “Kami harap warga tetap waspada dan hati-hati,” tandas Ariyuni. (ina/kb)