GIANYAR, Kilasbali,com – Sejak Lapangan Umum Ubud Gianyar dijadikan alternatif tempat parkir, kemacetan di jantung kota Ubud sedikit teratasi. Namun, kini setelah diguyur hujan, kondisi parkir yang becek dan berlumpur. Para driver pun berkeluh dan sebagiannya memilih pindah parkir ke tempat lain.
Pantauan Minggu (3/12), hujan yang mengguyur Ubud beberapa hari belakangan ini membuat lapangan yang masih berupa tanah itu, menjadi becek penuh lumpur. Sepeda motor dan mobil yang terparkir menjadi kotor.
Kondisi ini menuai keluhan dari wisatawan dan pekerja pariwisata. Mereka menilai apa yang dilakukan pemerintah untuk menertibkan Ubud dari parkir liar sangat baik. Bahkan langkah yang dilakukan oleh dishub dengan konsisten sangat diapresiasi.
“Penertiban yang dilakukan setiap saat sangat merubah wajah Ubud. Dulunya kiri kanan dipenuhi parkir liar sekarang terlihat lebih lengang. Arus lalulitas menjadi lancar. Jika dulu semrawut,” ujar Ketut Sudiarsa driver yang memarkir kendaraannya di Ubud.
Namun ketika musim hujan mobil maupun motor bahkan dirinya harus berlumpur-lumpuran karena genangan air di lapangan itu. “Wisatawan pun kadang mereka komplain karena jika tidak hati-hati mereka juga bisa kecipratan lumpur,” jelasnya.
Kondisi ini diperkirakan akan terus terjadi, terlebih musim hujan baru saja tiba. Ia dan para pekerja di wilayah sana berharap, pemerintah bisa segera memberikan solusi agar lapangan yang dijadikan tempat parkir tidak becek saat musim hujan.
“Mungkin perlu di paving atau bagaimanakah baiknya, itu pemerintah punya ranahnya. Yang penting lapangan ini tidak becek lagi. Kasihan juga bisa mencoreng wajah Ubud yang sudah rapi ini,” tandas pria yang mengaku asal Sukawati ini.
Sementara dikonfirmasi terpisah, Kepala Dinas Perhubungan Gianyar, I Made Arianta, mengatakan pihaknya telah bekerja sama dengan Desa Adat Ubud terkait pengelolaan parkir di lapangan Astina sejak tahun 2021.
“Kita ada kerjasama dengan desa adat Ubud, dimana semua hak dan kewajiban diserahkan kepada desa adat Ubud termasuk penataan parkir itu. Yang awalnya di kanan kiri jalan kini terpusat di lapangan Astina,” ujar Arianta.
Terakhir ia sempat ketemu dengan Jro Bendesa Ubud, dikatakan Desa Adat Ubud sedang menyusun RAB penataan lahan parkir itu. Sementara dari dishub karena sudah ada perjanjian kerjasama dan adendumnya, pihaknya tidak ada menganggarkan untuk penataan parkir itu.
“Katanya sedang menyusun RAB, untuk lebih jelasnya bisa langsung menghubungi Bendesa Adat Ubud. Untuk kita di Dishub tidak ada anggaran untuk itu, karena dalam kerjasama hak dan kewajiban diserahkan ke Desa Adat Ubud,” tandasnya. (ina/kb)