GianyarSeni Budaya

Bernostalgia Bangkitkan Seni Drama Gong

    GIANYAR, Kilasbali.com – Bernostalgia sembari membangkitkan kembali seni pertunjukan drama gong yang pernah jaya pada tahun 1970 hingga 1990-an, perbekel dan lurah se-Kabupaten Gianyar menampilkan pementasan Drama Gong yang berjudul “Manik Pancar Bumi” di Open Stage Balai Budaya Gianyar, Selasa (11/4) malam.

    Tawa dan senyum para penonton yang menyaksikan seketika mengembang ketika para pucuk pimpinan desa menunjukkan aksinya di atas panggung. Tingkah lucu mereka seakan membius warga masyarakat yang menyaksikannya.

    Pertunjukan yang sangat ciamik ini, terlaksana berkat sentuhan tangan dingin dari para seniman kawakan di bidang pertunjukan drama gong, seperti Jro Dasaran Suyadnya, Anak Agung Kartika, Nyoman Suteja, dan Ni Wayan Sriyani. Selain itu, juga didukung penuh oleh Dinas PMD dan Dinas Kebudayaan Kabupaten Gianyar.

    Ketua Forum Perbekel se-Kabupaten Gianyar, I Nyoman Payu menuturkan pementasan drama gong perbekel yang mengangkat lakon “Manik Pancar Bumi” merupakan gagasan ide dari Bupati Gianyar Made Mahayastra guna membangkitkan kembali seni pertunjukan yang dulu jaya pada pada era 1970-an.

    Baca Juga:  Sidak di Tegallalang, Satpol PP Temukan Pembangunan Villa Tak Kantongi Izin

    Dirinya mengumpulkan para pimpinan desa untuk duduk bersama membahas hal tersebut. “Pada pertemuan tersebut kami membahas pembentukan, menentukan pemain dan penabuh hingga jadwal latihan,” kata Nyoman Payu.

    Drama Gong yang berjudul “Manik Pancar Bumi” di Open Stage Balai Budaya Gianyar, Selasa (11/4) malam. Foto/ist

    Selain itu, pertunjukan ini dipilih guna pelestarian pertunjukan drama gong yang sangat melegenda di kalangan masyarakat. “Drama gong pertunjukan yang sederhana dan sangat merakyat. Dimana dialognya sangat mudah dipahami, sehingga lebih gampang bilamana ingin menyampaikan kritikan positif atau pesan moral maupun motivasi,” papar Perbekel Desa Petak Kaja tersebut.

    Lebih lanjut, ketika ditanya kenapa mengangkat cerita “Manik Pancar Bumi”, dia mengatakan tema tersebut menggambarkan sebagai orang Bali yang tidak bisa lepas dari agama dan budaya. Manik merupakan panca datu yang ditanam saat melaksanakan yadnya besar guna mensejahterakan masyarakat.

    Baca Juga:  Propam Cek Handphone Personel Cegah Judol

    “Manik Pancar Bumi sendiri bisa diartikan sebagai sebuah perencanaan pembangunan yang menyentuh semua kepentingan masyarakat, sesuai dengan misi utama Pemerintah Kabupaten Gianyar di bawah kepemimpinan Bapak Agus Mahayastra menuju Gianyar Aman,” katanya.

    Pertunjukan drama gong perbekel tersebut disaksikan langsung oleh Bupati Gianyar I Made Mahayastra, Anggota DPR RI dapil Gianyar I Nyoman Parta, Ketua DPRD Kabupaten Gianyar I Wayan Tagel Winarta, Sekretaris Daerah Kabupaten Gianyar I Dewa Gede Alit Mudiarta, serta Kepala OPD Lingkup Pemerintah Kabupaten Gianyar.  (ina/kb)

    Back to top button

    Berita ini dilindungi