GIANYAR, Kilasbali.com – Warga Payangan Gianyar geger. Wayan AA alias Kolok (27) kembali melakukan pembunuhan. Kali ini korbannya adalah ibu tirinya, Ni Wayan R (48).
Usai mengeksekusi ibunya, pemuda tuna wicara dan ODGJ ini pun kabur. Kejadian ini sangat meresahkan karena sebelumnya pelaku juga membunuh ibu kandung dan buyutnya.
Temuan korban yang bersimba darah di halaman rumahnya, Minggu (18/9) pagi, kontan gegerkan warga. Tidak ada yang melihat langsung saat kejadian. Karena saat kejadian, suami korban, I Wayan P, 47, sedang ada kegiatan di Balai Banjar setempat.
Dia langsung bergegas pulang ke rumahnya setelah mendapatkan informasi bahwa istrinya terluka. Bersama warga sekitar yang banyak mendatangi TKP, suami korban pun membawa korban ke RSU Payangan. Namun beberapa saat setelah sampai di rumah sakit, diberitahukan jika korban telah meninggal dunia.
Kapolsek Payangan AKP I Putu Agus Ady Wijaya membenarkan perihal peristiwa tersebut. Setelah menerima laporan, pihaknya langsung turun ke TKP untuk melakukan olah TKP serta mengumpulkan keterangan dari para saksi.
“Menurut keterangan sejumlah saksi pagi itu tiba-tiba mereka mendengar suara teriakan dan tangis korban sehingga sejumlah tetangganya langsung berlari menuju rumah korban. Dan sudah didapati korban dalam posisi terlentang di pekarangannya rumahnya dengan bersimbah darah. Tapi saat para tetangga mencoba menolong ternyata pintu gerbang rumah korban terkunci dari dalam. Beberapa saat kemudian, pelaku akhirnya membuka pintu gerbang dan meninggalkan rumahnya dengan mengendarai sepeda motor ke arah selatan,” terangnya.
Kelian Dinas Banjar Marga Tengah, I Kadek Dwi Wedana mengaku sangat resah dengan kejadian ketigakalinya ini. Pertama pelaku membunuh ibu kandungnya, dan yang kedua kalinya dilakukan pada neneknya. Sementara korban tewas kali ini merupakan ibu tirinya.
Dia menjelaskan, pasca menghabisi neneknya sekitar lima tahun lalu, krama sudah mengusulkan agar pelaku dibuatkan kamar khusus, agar tidak berkeliaran di pemukima.
Usai dirawat di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Bali, hal tersebut telah dipenuhi oleh pihak keluarga. Namun setelah berjalan cukup lama, ia kembali diberikan berbaur.
“Kami tak ingin kejadian ini kembali terjadi. Kami berharap pemerintah memberikan solisinya,” pungkasnya. (ina/kb)