DENPASAR, Kilasbali.com – Peragaan busana dari ASN di lingkungan Dinas Pariwisata Provinsi Bali serta Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Provinsi Bali menjadi menutup Pameran IKM Bali Bangkit Tahap 3 Tahun 2022, di Gedung Ksiraarnawa, Taman Budaya, Denpasar, Kamis (28/4).
Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Bali, Putri Koster menyampaikan apresiasi atas dukungan dari pemerintah, para ASN baik di lingkungan Pemerintah Provinsi Bali maupun Kabupaten/kota terhadap keberadaan IKM dan UMKM Bali sehingga IKM UMKM terdorong cepat dan termotivasi untuk terus berkarya dan berkreasi.
“Dukungan nyata terhadap program Dekranasda Provinsi Bali ini sebagai wujud sinergitas kita bersama dalam upaya menjaga kelestarian kain tenun Bali,” katanya.
Dikatakan, dewasa ini permasalahan besar sedang dihadapi industri sandang Bali, yaitu terpuruknya industri kerajinan, industri tenun. Hal ini disebabkan karena adanya kesalahan kelola dan salah pola dalam menerapkannya.
“Kain tenun yang mustinya beragam sering sekali kita buat seragam, kain yang mestinya perajin kita yang menenunnya kita biarkan orang luar Bali yang membuatnya lalu menjualnya ke Bali dan konsumen kita tidak tahu lalu membeli dan menggunakannya,” ujarnya.
Menurutnya, hal ini tentu saja akan berdampak signifikan tidak hanya penenun kita akan hilang tidak menenun lagi karena pasar dikuasai produk luar, ekonomi Bali juga tidak akan kuat dan pasar lokal dikuasai produk luar.
“Untuk itu, kita tidak boleh lalai dan menelantarkan warisan nenek moyang kita, Tenun Bali harus kembali berjaya karena Bali sangat kaya akan ragam tenun. Disampng itu, tenun kita sudah memilki Hak Kekayaan Komunal sehingga sudah memilki payung hukum dan diakui keberadaannya,” ajaknya.
Putri Koster juga mengajak agar semua pihak membangun kesadaran bersama akan tugas dan tanggung jawab dalam melestarikan warisan leluhur. “Kita harus berdamai dengan diri kita sendiri dan mengendalikan urusan bisnis jangan mengejar untung semata dan melupakan tugas pokok kita untuk melestarikan,” katanya.
Putri Koster meminta agar para pedagang, pelaku UMKM ketika berjualan agar mengambl kain tenun dari para perajin di Bali.
“UMKM jangan hanya mengejar keuntungan semata tetapi turut serta mengedukasi masyarakat untuk menggunakan kain tenun bukan buatan pabrik,” imbuhnya.
Pelaku UMKM juga didorong untuk mampu menguasai pasar lokal, lalu merambah ke pasar nasional dan menjajaki pasar international. “Jangan sampai konsumen lokal tidak tahu dan tidak paham akan produk hasil kerajinan daerahnya sendiri,” tandasnya. (jus/kb)