Jelang Nyepi, Harga Daging Mulai Melonjak

GIANYAR, Kilasbali.com – Meski kondisi ekonomi sedang carut marut, tak serta merta membuat harga komoditas turun. Fenomena sebaliknya terjadi menjelang hari raya. Sejumlah komoditas di pasar langsung meroket.
Jelang Hari Raya Nyepi, dalam sepekan ini terjadi lonjakan harga sejumlah komoditas. Paling mencolok adalah harga daging.
Kadisperindag Kabupaten Gianyar, Ni Luh Gede Eka Suary tidak menampik adanya kenaikan harga ini. Kenaikan ini, sebutnya, dipicu oleh faktor permintaan yang mulai naik.
Dari pendataannya, sedikitnya ada 12 komoditas mengalami kenaikan harga, sedangkan sekitar 45 komoditas lain masih bertahan dengan harga sebelumnya.
“Beberapa komoditi sudah mengalami kenaikan harga. Yang mencolok adalah daging sbelumnya harganya sudah tinggi kini mengalami kenaikan harga lagi. Diikuti oleh barang kebutuhan upakara lainnya, namun tidak signifikan,” ungkapnya, Kamis (4/3/2021).
Dengan kondisi ini, pihaknya berharap agar pedagang tidak mencari keuntungan yang tinggi jelang Hari Raya Nyepi. Terlebih kini dalam masa pandemi. “Dalam kondisi perekonomian lagi drop, kami harap semua warga bisa berbelanja menyesuaikan kemampuannya,” harapnya.
Pihaknya juga berharap agar warga dalam menyambut Hari Raya Nyepi dengan sederhana. Bahkan pemerintah saat ini tidak menggelar operasi pasar seperti tahun-tahun sebelumnya. Walau demikian, Eka Suari menjamin kebutuhan dasar seperti beras tidak mengalami kenaikan harga.
“Kita (pemerintah) tidak mampu menggelar pasar murah, begitu juga pihak swasta tidak ada pasar murah. Kebutuhan pokok dasar seperti beras, kami jamin harganya stabil,” terangnya.
Tambahnya, komoditas yang sudah mengalami kenaikan harga seperti daging Sapi, dari Rp 80 ribu, naik menjadi Rp 100 ribu. Kikil Babi dari harga Rp 30 ribu naik menjadi Rp 45 ribu. Untuk harga daging babi yang mengalami kenaikan harga hampir 100%, dari Rp 55 ribu menjadi Rp 100 ribu.
Sedangkan untuk komoditas bunga bahan upakara rata-rata mengalami kenaikan Rp 2ribu, seperti Bunga Mitir dari Rp 8ribu menjadi Rp 10ribu/kg. “Khusus harga buah pasokan dari Jawa, seperti Apel Malang, mengalami penurunan, ini dikarenakan stok melimpah, namun harga buah lokal masih bertahan,” tutupnya. (ina/kb)