NEGARA, Kilasbali.com – Sejak dua bulan belakangan ini, sawah di kawasan Subak Manistutu Kauh, Banjar Katulampa, Desa Manistutu, Kecamatan Melaya tidak mendapat pasokan air.
Seluas 55 hektar sawah yang masih aktif di subak ini, kondisinya mengering hingga retak karena tidak dapat pasokan air. Akibatnya, tanaman padi yang kini baru berumur 50 hari dikhawatirkan mati. Para petani pun terancam gagal panen.
Kadis Pertanian dan Pangan Jembrana, I Wayan Sutama mengatakan, di Jembrana sendiri terdapat kurang lebih 6.200 hektar lahan pertanian yang berisi tanaman padi. Ia mengakui dari luas tanaman padi tersebut, 147 hektar kini terancam kekeringan.
“Tanaman padi di wilayah Subak Manistutu Kauh ini, separuhnya sudah tidak bisa diselamatkan lagi. Subak ini awalnya cukup air, akan tetapi dua bulan akhirnya seperti kering,” ujarnya, Jumat (12/7/2019).
Dandim 1617/Jembrana, Letkol Kav. Jefri Marsono Hanok mengatakan, akan mengadakan Satgas Patroli yang melibatkan Babinsa untuk memantau lahan persawahan di wilayah Jembrana yang dilanda kekeringan, sehingga dampak kekeringan bisa cepat ditangani.
“Kami dari Kodim 1617/Jembrana sudah mengajukan 12 unit sumur bor, mudah-mudahan ini bisa didukung Kementerian Pertanian sehingga rencana dalam 1 tahun menanam padi dua kali itu bisa terwujud,” ungkapnya. (gus/kb)