GianyarNews UpdatePemerintahanSeni Budaya

Lomba Ogoh-ogoh Tingkat Gianyar Ditiadakan

    GIANYAR, Kilasbali.com – Lomba ogoh-ogoh serangkaian Hari Suci Nyepi Caka 1945 untuk tingkat Kabupaten Gianyar ditiadakan. Namun oleh Pemprov Bali melalui Disbud Bali, lomba tersebut tetap diadakan.

    Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Gianyar I Gusti Agung Sri Widyawati mengatakan, Ogoh-ogoh yang dilombakan adalah ogoh-ogoh baru. Pendaftaran dilaksanakan mulai tanggal 5 sampai dengan 22 Februari 2023. Sementara Pemkab Gianyar tidak lagi menggelar lomba serupa.

    “Gianyar tidak ada (lomba Ogoh-Ogoh khusus Gianyar). Kami hanya menyiapkan data peserta dari hasil sosialisasi dan penyiapan tim juri tingkat kecamatan dan Kabupaten,” jelasnya, Senin (16/1).

    Adapun kriterianya, ogoh-ogoh harus dibuat baru. Peserta saat melakukan pendaftaran minimal sudah mulai melakukan pengerjaan kerangka. Sebab dalam persyaratan diwajibkan melampirkan dua buah foto pembuatan Ogoh-Ogoh.

    Baca Juga:  Salahgunakan Subsidi Pertanian, Siap-siap Berurusan dengan Hukum

    Bisa berupa foto bahan dan proses pembuatan. Peserta juga harus menyiapkan narasi atau sinopsis ogoh-ogoh yang dibuat dalam bentuk Word atau Pdf maksimal 500 kata.

    Pendaftaran keikutsertaan dalam Lomba Ogoh-ogoh secara online melalui Link: http://cutt.ly/pendaftaran-lomba-ogohogoh2023.

    Untuk kriteria penilaian Lomba Ogoh-ogoh dilaksanakan di tempat tanpa parade. “Setiap Kecamatan melalui keputusan Tim Juri Kecamatan menetapkan 3 (tiga) ogoh-ogoh sebagai nominasi untuk mengikuti lomba tingkat Kabupaten/Kota,” jelas Wayan Sila.

    Baca Juga:  Simulasi Tanggap Bencana Gempa Megathrust di Gianyar

    Selanjutnya melalui keputusan Tim Juri Kabupaten, menetapkan 3 (tiga) ogoh-ogoh untuk Predikat Terbaik I, II, dan III.

    Ada ketentuan khusus yang harus dipatuhi oleh peserta jika ingin menjadi ogoh-ogoh terbaik. Diantaranya pembuatan Ogoh-Ogoh menggunakan bahan-bahan ramah lingkungan. “Tidak diperbolehkan menggunakan sterofoam, spon dan plastik sekali pakai,” jelas Sila.

    Tinggi ogoh-ogoh minimal 3 meter, maksimal 5 meter diukur dari atas alas (beti/kotak). Bentuk ogoh-ogoh bercirikan tradisi Hindu Bali dengan tidak menampilkan unsur Politik, SARA, dan Pornografi. Wujud ogoh-ogoh dapat berupa Santa Rupa (figur Dewa) atau Rudra Rupa (figure Raksasa).

    Baca Juga:  Lepas Peserta Jalan Sehat HUT ke-53 KORPRI, Sekda Bali Dewa Indra Tegaskan Pentingnya Netralitas

    Hadiah yang dijanjikan lumayan besar. Sembilan terbaik I di tingkat kabupaten/kota masing-masing memperoleh hadiah senilai Rp 50 juta. Terbaik II Rp 35 juta dan terbaik III Rp 25 juta.

    Sementara ratusan Ogoh-Ogoh yang tidak mendapat juara namun masuk nominasi tiga terbaik di tingkat kecamatan, masing-masing mendapatkan uang Rp 5 juta. (ina/kb)

    Back to top button

    Berita ini dilindungi