CeremonialJembranaSeni Budaya

Buka HUT Kota Negara, Gubernur Koster Ajak Memperkuat Pembangunan Budaya

    Foto: Gubernur Koster saat membuka Parade Budaya serangkaian peringatan JEMBRANA, Kilasbali.com – Pembangunan budaya mesti dilakukan dengan komitmen serius, mengingat budaya adalah modal utama masyarakat Bali. Hal ini disampaikan Gubernur Bali Wayan Koster saat membuka Parade Budaya serangkaian peringatan HUT Kota Negara ke-124 Tahun 2019 di Kota Negara, Kabupaten Jembrana, Minggu (1/9/2019).

    Gubernur Koster mengingatkan agar kebudayaan Bali dirawat dengan sebaik mungkin. Sebab mengingat Bali tidak memiliki sumber daya alam berupa tambang seperti gas, batu bara, minyak dan emas.

    “Kalau kita lalai dalam membangun budaya di Bali, suatu saat menurun habis, maka Bali sama saja dengan daerah lainnya,” kata Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Bali ini.

    Gubernur Koster menambahkan, daerah Bali mampu menjadi magnet yang mengundang wisatawan mancanegara untuk berkunjung, bukan disebabkan semata oleh keindahan alamnya. Namun alam yang dijiwai akan sumber nilai-nilai adat istiadat, tradisi, seni budaya dan kearifan lokal.

    Baca Juga:  Bawaslu Gianyar Diminta Laksanakan Fungsi CAT

    “Jadi oleh karena itu, penyelenggara pemerintahan di Bali bersama-sama masyarakat harus punya arah komitmen dan kebijakan tegas untuk memperkuat pembangunan kebudayaan di Bali. Karena itu visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali diisi penuh dengan kebudayaan,” ujar mantan anggota DPR RI dua periode ini.

    Gubernur asal Desa Sembiran, Buleleng ini menambahkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan menegaskan bahwa kebudayaan itu merupakan investasi bukan harga atau biaya. Sebab itu ia meminta perawatan seni dan budaya tidak dilihat sebagai penghamburan uang.

    Dalam kaitan budaya ini pula, Gubernur mengatakan sedang menata pondasi maupun fundamentalnya secara komprehensif. “Mulai dari penggunaan aksara Bali. Kenapa saya mulai dari aksara? Karena mulai dari aksara kehidupan ini bergerak,” ucapnya.

    Baca Juga:  Mulyadi-Ardika Janji Perkuat Sinergi Banjar Dinas dan Adat untuk Rawat Kerukunan Antarwarga

    Selain itu, penguatan budaya juga dilakukan melalui kebijakan penggunaan busana adat dan bahasa Bali setiap hari Kamis, Purnama, Tilem dan hari jadi Provinsi serta Kabupaten/Kota se-Bali.

    Gubernur mengatakan parade budaya Kota Negara memberi spirit untuk menggerakkan motivasi dan kesadaran masyarakat kabupaten ujung barat Bali ini dalam memajukan kebudayaan. Khususnya yang menjadi khas masyarakat Jembrana, seperti Jegog, Makepung serta yang lainnya.

    “Tentu saja harus selaras dengan visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali,” sebutnya.

    Baca Juga:  Dua Desa asal Bali ini Tampil di  The 2nd UNESCO-IOC Global Tsunami Symposium

    Sementara Bupati Jembrana Putu Harta dalam sambutannya mengatakan, Kota Negara sebagai ibu kota Kabupaten Jembrana memiliki perjalanan sejarah panjang dengan dinamika kehidupan masyarakatnya yang terus berkembang secara berkesinambungan.

    “Memasuki usianya yang ke-124 Tahun 2019 ini, Kota Negara terus berbenah dengan menunjukkan eksistensinya sebagai pusat pemerintahan, ekonomi, politik dan sosial budaya,” ujarnya.

    Adapun kegiatan seni budaya yang ditampilkan dalam peringatan HUT Kota Negara kali ini, antara lain adalah parade budaya. Di susul dengan penampilan berbagai kesenian daerah, yang berasal dari Jembrana dan kabupaten lain di Bali serta provinsi luar Bali.

    “Ini bertujuan untuk melestarikan seni dan budaya Bali serta menjaga semangat perjuangan dan persatuan dalam mengisi pembangunan,” pungkasnya. (rls/kb)

    Back to top button

    Berita ini dilindungi