
DENPASAR, Kilasbali.com – Ajang Festival Seni Bali Jani (FSBJ) ke-7 tahun 2025 menghadirkan angin segar lewat lomba modern dance yang untuk pertama kalinya digelar. Bertajuk Pawimba Modern Dance, kompetisi ini sukses mencuri perhatian penonton di Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya Bali.
Meski baru perdana, lomba ini berhasil menyuguhkan pertunjukan yang kreatif, ekspresif, dan menyentuh hati. Total ada 10 peserta dari kalangan muda berbakat yang tampil dalam dua hari pelaksanaan, 20–21 Juli 2025. Mereka datang dengan ide dan konsep unik masing-masing, menggabungkan unsur modern dan tradisional dalam balutan gerak tari yang atraktif.
“Anak-anak yang tampil sangat kreatif. Mereka mampu menggarap tari modern dengan gaya kekinian, bahkan ada yang menyisipkan elemen tradisi,” ujar juri Ni Made Suparmi dari Ikatan Olahraga Dancesport Indonesia (IODI), didampingi juri lainnya Eko Oktopianus Missa dan I Ketut Gede Agus Adi Saputra.
Lomba ini tak hanya menjadi wadah unjuk kebolehan, tetapi juga momentum penting dalam perkembangan seni modern di Bali. Penampilan para peserta dinilai berdasarkan keselarasan tema, teknik gerak, koreografi, kekuatan ekspresi, dan kreativitas.
Menurut Adi Saputra dari Suradiva Art Dance, sebagian besar peserta menampilkan karya orisinil yang tidak hanya menyuguhkan tarian, tetapi juga pesan kuat tentang cinta, kebersamaan, hingga semangat anak muda. Bahkan, beberapa penari menyisipkan elemen akrobatik dan cheerleader dalam koreografi mereka.
“Ini bukan soal meniru pakem tari Bali. Modern dance adalah ekspresi bebas yang tetap membutuhkan teknik dan karakter kuat,” jelas Adi Siput.
Namun begitu, masih ada catatan penting terkait penampilan. Eko Oktopianus Missa dari GOG Crew Bali menyoroti soal kostum yang belum seluruhnya mendukung performa panggung.
“Ada peserta yang busananya terlalu berat atau kurang fleksibel, hingga membatasi ruang gerak. Ke depan, busana seharusnya menunjang eksplorasi tari, bukan justru membatasi,” tegasnya.
Meski begitu, semangat dan antusiasme peserta layak diacungi jempol. Penonton, terutama generasi muda dari SMA dan SMK, tampak antusias mengikuti setiap penampilan. Atmosfer lomba begitu hidup, membuktikan bahwa modern dance punya ruang yang besar untuk berkembang di panggung seni Bali.
Ajang ini diharapkan dapat terus digelar di tahun-tahun berikutnya, dengan persiapan yang lebih matang dan jangkauan peserta yang lebih luas, termasuk sanggar, komunitas, dan sekolah seni di seluruh Bali.
“Bukan hanya soal menghadirkan kebaruan, tapi bagaimana kita bisa terus merawat kreativitas dan menjadikan Bali sebagai panggung seni modern yang berkarakter,” tutup Ni Made Suparmi.
Festival Seni Bali Jani 2025 bukan hanya panggung tradisi, tapi juga laboratorium kreativitas generasi muda. Modern dance telah membuka pintu baru dalam ruang seni kontemporer Bali. (m/kb)