DENPASAR, Kilasbali.com – Wakil Gubernur Bali Nyoman Giri Prasta diwakili Kepala Dinas (Kadis) Koperasi dan UKM Provinsi Bali Tri Arya Dhyana Kubontubuh membuka ACK Bali Kreatif Festival, di lapangan I Gusti Ngurah Made Agung (Puputan Badung), Denpasar, Bali, Sabtu (31/5).
Dalam sambutannya yang dibacakan Tri Arya Dhyana Kubontubuh, Giri Prasta menyampaikan apresiasi dan terima kasih atas kepedulian dan kontribusi ACK dalam mendukung kreativitas lokal, pelestarian lingkungan, serta penguatan budaya Bali melalui kegiatan yang sangat inspiratif ini.
“Kegiatan ini bukan hanya sekadar karnaval biasa. Tema yang diusung ‘Daur Ulang, Ramah Lingkungan, dan Berbudaya’ menunjukkan komitmen bersama untuk menjaga Bali agar tetap bersih, hijau, dan lestari, sekaligus menjaga jati diri budaya yang telah diwariskan leluhur kita,” katanya.
Lanjutnya, pelibatan UMKM dalam upaya pelestarian lingkungan menjadi bagian penting dalam pembangunan Bali ke depan. Hal ini sejalan dengan Peraturan Gubernur Bali Nomor 97 Tahun 2018 tentang Pembatasan Timbulan Sampah Plastik Sekali Pakai dan Surat Edaran Gubernur Bali Nomor 9 Tahun 2025 perihal Gerakan Bali Bersih Sampah, yang menegaskan komitmen Pemerintah Provinsi Bali dalam menjaga lingkungan.
“UMKM di berbagai sektor telah menunjukkan peran aktifnya melalui penggunaan bahan ramah lingkungan, pengolahan limbah menjadi produk kreatif, serta penyediaan alternatif pengganti plastik sekali pakai. Gerakan ini tidak hanya mendukung pelestarian lingkungan, tetapi juga menciptakan nilai tambah ekonomi berbasis kearifan lokal,” pungkasnya.
Sementara itu, Founder ACK Fried Chicken, I Made Artana mengatakan, para peserta festival ini dari anak-anak PAUD, TK, SD, dan SMP se-Bali. Anak mengikuti berbagai kegiatan. Mulai dari drum band, parade busana daur ulang, lomba melukis, hingga parade tari pendet. Tak hanya itu, dalam festival ini juga diisi dengan pameran UMKM lokal Bali.
Dikatakan, festival ini bertujuan untuk membangun kreativitas anak dalam mencintai seni, budaya, dan lingkungan alam Bali sejak usia dini. Dalam event ini, kami memberikan panggung kepada anak-anak untuk menampilkan kreativitas mereka,” ungkapnya.
Para peserta, lanjut dia, tak hanya dari Denpasar. Hadir juga dari Badung hingga peserta dari ujung barat Pulau Bali, yakni Jembrana. “Untuk anak-anak TK pesertanya kurang lebih 500 anak,” sebutnya.
Terkait peragaan busana, lanjut dia, bahannya sangat murah dan mudah dicari. Melalui lomba busana ini, diharapkan anak-anak bisa berkreativitas dengan memanfaatkan barang yang tidak berguna menjadi barang yang memiliki nilai jual.
“Melalui festival ini, kami berharap mampu menumbuhkan generasi muda yang cerdas, kreatif, mencintai budaya lokal, dan memiliki rasa kepedulian sosial yang tinggi serta cinta terhadap lingkungan. Semoga kegiatan kami ini mampu memberi manfaat,” harapnya. (jus/kb)