GIANYAR, Kilasbali.com – Akibat retakan tebing, jalur Ubud- Pejeng Tampaksiring di areal Jembatan Laplapan, rawan longsor bongkahan batu cadas.
Seperti halnya gelindingan baru cadas berukuran sekitar 2 x 1 meter yang melintangi setengah badan jalan, Minggu (20/4).
Meski tidak menimbulkan korban, pengguna jalan diharapkan waspada, karena sudah berulangkali terjadi longsor bongkahan batu dan terkadang menyeret pohon.
Dari keterangan warga, I Nyoman Darsa asal Peliatan, di areal tersebut sudah puluhan kali terjadi longsor bongkahan tebing.
Hal ini terjadi karena tebing disisi jalan ini banyak terjadi retakan. “Tidak hanya karena terjadi hujan. Sebelumnya sempat tiba-tiba longsor di musin kemarau,” ungkapnya.
Disebutkan, banyak warga menduga retakan tebing ini terjadi karena pembuatan jalan dan jembatan dalam program ABRI Masuk Desa di tahun 1980-an.
Di mana saat membuka jalan di pinggir tebing, memanfaatkan ledakan dinamit. Sehingga tidak hanya bagian yang dimanfaatkan jalan, retakan tebing pun terjadi.
“Saya kalau melintas di sini harus waspada. Kadang kalau ada longsor batu, diawali gelindingan batu- batu kecil, ” terangnya.
Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Gianyar, I Gusti Ngurah Dibya Presasta, membenarkan telah menerima laporan longsoran bongkahan batu tersebut.
Pihaknya juga sudah ke lokasi mencoba melakukan proses evakuasi untuk memperlancar arus lalu lintas.
“Volume batu cukup besar. Kami harus harus menggunakan alat berat. Kami masih berkoordinasi untuk mendatangkan alat berat,” ujarnya.
Diakui, di lokasi tersebut sudah berulangkali terjadi longsor bongkahan batu tebing. Selain karena kondisi tebing yang labil, banyaknya pohon liar di bagian tebing juga disebutkan menjadi pemicu.
“Kami akan mencoba berkoordinasi dengan pemilik lahan. Karena lahan diatasnya terkesan terlantar dan tak terawat,” pungkasnya. (Ina/kb)