TABANAN, Kilasbali.com – Sebanyak 3.029 siswa mulai dari jenjang PAUD/TK, SD, SMP, hingga SMA/SMK di Kecamatan Selemadeg Timur pada Senin (13/1) mengikuti Makan Bergizi Gratis (MBG).
Program nasional yang berlangsung di Selemadeg Timur ini menyasar ke lima desa yang meliputi Bantas, Mambang, Megati, Gadungan, dan Tangguntiti.
Ribuan siswa tersebut memperoleh makanan yang disiapkan oleh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Rumah Makan Paon Kita yang berada di Desa Bantas.
Proses distribusinya juga mendapatkan bantuan dari jajaran TNI/Polri. Bahkan, Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BPPOM) Denpasar turut mengawasinya.
Kepala SDN 2 Bantas, Ni Made Surati, menyebutkan bahwa ada 90 orang siswanya yang mengikuti program ini.
“Kami berharap program ini berlanjut degan menu yang bervariasi. Di sekolah kami, distribusi makanannya dilakukan dua sesi. Pagi dan siang. Sesuai jam belajar siswa,” kata Surati.
Untuk siswa kelas satu sampai tiga, sambungnya, mereka mengikuti program MBG dalam format sarapan di pagi hari. Sedangkan, siswa kelas empat sampai enam, mengikuti program dengan format makan siang.
Menu makanan yang diberikan meliputi nasi, sayur, daging ayam, dan buah, yang diatur berdasarkan waktu distribusi.
Di sekolahnya, makanan sudah mulai didistribusikan sekitar pukul 07.00 Wita dan dilanjutkan dengan sesi kedua untuk siswa kelas empat hingga enam.
Informasi yang diperoleh secara terpisah, MBG dalam format makan siang ini juga berlaku untuk siswa SMP dan SMA/SMK. Distribusi untuk makanan siswa SD kelas empat hingga enam, SMP, dan SMA/SMK dilakukan sekitar pukul 11.00 Wita.
Sementara itu, Kepala BBPOM Denpasar, Dra. I Gusti Ayu Adhi Aryapatni, pihaknya mendapatkan tugas untuk mengawasi pelaksanaan program ini.
Unsur pengawasan ini meliputi inspeksi dapur, pengolahan makanan, sampling, pengujian, hingga edukasi langsung kepada ke sekolah-sekolah.
Khusus bagi penyedia MBG, unsur pengawasan meliputi kebersihan dan sanitasi mulai dari bahan baku, proses pengolahan makanan, hingga pendistribusiannya.
Sedangkan pengawasan ke sekolah-sekolah akan dilakukan secara acak atau sampling ketika program ini sudah berjalan secara menyeluruh.
“Makanan yang diberikan telah melalui pengujian dan memenuhi standar keamanan pangan, sehingga aman dikonsumsi siswa,” ujar Aryapatni seraya menyebut pengawasan serupa juga berlangsung di Karangasem. (c/kb)