PendidikanTabanan

Disdik Tabanan Regrouping Enam SD pada 2024

    TABANAN, Kilasbali.com – Dinas Pendidikan (Disdik) Tabanan kembali menerapkan kebijakan regrouping terhadap enam sekolah dasar atau SD pada 2024.

    Proses regrouping yang sudah berlangsung itu dikarenakan jumlah siswa yang minim serta status lahan milik desa adat.

    Keenam SD yang mengalami regrouping tersebut antara lain SDN 2 Biaung yang menjadi satu dengan SDN 1 Biaung di Kecamatan Penebel.

    Selanjutnya SDN 1 Selemadeg ke SDN 2 Selemadeg di Kecamatan Selemadeg. Serta SDN 3 Bajera ke SDN 2 Bajera di Kecamatan Selemadeg.

    Baca Juga:  Opsen Pajak Strategi Jitu Mulyadi Untuk Pendanaan 21 Program Unggulan

    Kepala Bidang SD Disdik Tabanan, I Made Sukanitera, menjelaskan proses regrouping terhadap enam SD tersebut telah dilakukan begitu juga dengan penyerahan surat keputusannya.

    “Total ada enam sekolah yang diregroping di tahun ini,” jelas Sukanitera, Jumat (30/8).

    Ia menegaskan, proses regrouping tersebut telah melalui tahapan yang panjang. Salah satunya telah melalui kesepakatan sejumlah banjar di sekitar sekolah.

    “Yang SDN 1 Selemadeg itu, warga sudah sepakat untuk regrouping. Jadi prosesnya sudah klir. Kalau belum ada kesepakatan, kami tidak bisa dilakukan,” imbuhnya.

    Baca Juga:  Sebuah Toko di Penebel Kebakaran Hingga Rugi Rp 1 Miliar

    Sukanitra menjelaskan, ada beberapa pertimbangan dan alasan yang membuat kebijakan regrouping dilaksanakan.

    Beberapa alasan di antaranya jumlah siswa yang minim. Ada juga yang status lahannya milik desa adat.

    “Kalau sesuai petunjuk teknis minimal dalam satu sekolah itu ada siswa secara total 60 orang. Namun rata-rata sekolah yang diregrouping jumlah siswanya rata-rata 40 orang,” ungkapnya.

    Di samping itu, kebijakan regrouping ini juga dilakukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran serta pemerataan guru.

    Baca Juga:  Tabanan Masuk Zona Kuning Jelang Hari Pencoblosan Pilkada 2024

    “Di mana ada posisi kosong, di sanalah akan ditempatkan guru yang bersangkutan,” jelasnya.

    Khusus untuk regrouping SDN 3 Bajera ke SDN 2 Bajera, prosesnya dilakukan karena pertimbangan bencana. Beberapa tahun lalu, SDN 3 Bajera mengalami kebakaran. Sehingga saat itu, siswanya langsung belajar di SDN 2 Bajera. (c/kb)

     

    Back to top button

    Berita ini dilindungi