TABANAN, Kilasbali.com – I Ketut Westa kembali terpilih sebagai Ketua Federasi Olahraga Petanque Indonesia (FOPI) Tabanan untuk yang ketiga kalinya.
Dalam kepengurusannya di periode 2024-2028, Westra hendak mempertahankan status predikat juara umum pada event Porprov.
Westra bersama pengurus FOPI Tabanan periode 2024-2028 lainnya dilantik dan dikukuhkan pada Minggu (28/7) di GOR Debes.
Ia dilantik oleh Ketua FOPI Bali, I Gusti Ngurah Putra Eka Santosa disaksikan Penasehat FOPI Bali, I Nyoman Yama Diputra, dan Ketua KONI Tabanan, I Made Nurbawa.
“Tentunya kami akan menyiapkan pelatih dan arbitre dengan membuat pelatihan di tingkat kabupaten bekerja sama dengan KONI dan Dinas Pendidikan,” kata Westra usai pelantikan.
Dengan pelatihan tersebut, ia berharap FOPI Tabanan sudah siap bila ada pelatihan di tingkat provinsi.
Sedangkan dari sisi pertandingan, pihaknya juga dalam waktu dekat akan mengikuti Kejuaraan Internasional Petanque Undikma di Nusa Tenggara Barat pada awal Agustus 2024.
Di saat yang sama, pihaknya juga sedang mempersiapkan atlet-atlet untuk bertanding dalam Poprov Bali 2025.
Ia menyebut, persiapan untuk menghadapi Porprov telah dimulai sejak Januari 2024.
“Sehingga ada waktu satu tahun bagi kami untuk melakukan persiapan. Januari 2025 nanti kami sudah siap,” tegasnya.
Panjangnya waktu persiapan tersebut dikarenakan pihaknya menargetkan Tabanan bisa menjadi juara umum untuk ketiga kalinya.
“Strateginya kami akan membuat liga yang diputar setiap dua bulan sekali. Melatih anak-anak baik single maupun shotingnya. Nilainya diakumulasi dari talent pertama sampai akhir,” imbuhnya.
Sementara itu, Eka Santosa memberi apresiasi terhadap Westra yang kembali terpilih sebagai Ketua FOPI Tabanan.
Apresiasi ini dikarenakan FOPI Tabanan memiliki sejumlah standar yang belum dimiliki pengurus di kabupaten/kota lainnya di Bali.
“Setidaknya ada enam standar yang masih sulit diikuti kawan-kawan FOPI di kabupaten dan kota lainnya,” ungkap Eka Santosa.
Ia merincikan enam standar tersebut. Pertama, standar pemassalan dan pembibitan yang dilakukan melalui coaching clinic dan lomba-lomba di internal.
Berikutnya standar lapangan yang representatif dan memenuhi kriteria internasional dengan dukungan KONI Tabanan.
Kemudian standar pengelolaan keuangan yang baik karena pada FOPI di wilayah lainnya rata-rata masih minus. “Di Tabanan memiliki kas. Itupun bersyukur,” ungkapnya.
Selanjutnya standar perlombaan karena berhasil membuat lomba berskala daerah hingga internasional.
Dan secara linear, FOPI Tabanan juga memiliki standar prestasi yang baik karena terbukti sudah tiga kali menjadi juara umum dalam Poprov maupun kejuaraan lainnya.
Standar berikutnya menyangkut tata kelola yang membuktikan secara kolektif performa petanque baik di daerah nasional.
“Bahkan menghasilkan enam atlet kita yang masuk squad utama di PON. Harapan saya ke depannya Tabanan berhasil mempertahankan predikat juara umumnya tersebut,” pungkasnya. (c/kb)