MANGUPURA, Kilasbali.com – Jelang Bali Fashion Trend (BFT) 2024 yang akan dihelat pada 27 – 29 September 2024 di TS Suite Bali, Kuta, Bali, pihak BFT menggelar gathering ini untuk mempromosikan kepada khalayak di TStore, Kuta, Bali, Kamis (25/7).
Dalam gathering ini, pihak panitia memamerkan 12 karya desainer. Yakni Kymira, Vera, Dwico, Yuliana Wu A, Diva, Anna Cole, Cap Bali, Sutardi, Haluan Bali, Neliyo, Githa, dan Ali.
Ketua Panitia BFT 2024, Dwiko Iskandar peragaan busana ini merupakan pre-event BFT 2024. Di mana BFT 2024 ini bakal digelar pada 27 – 29 September 2024 di TS Suite Bali, Kuta, Bali.
Disebutkan, sebanyak 12 desainer memamerkan karyanya dalam pre-event ini. Yakni Kymira, Vera, Dwico, Yuliana Wu A, Diva, Anna Cole, Cap Bali, Sutardi, Haluan Bali, Neliyo, Githa, dan Ali.
“Para desainer mempresentasikan karya-karyanya,” ungkapnya.
Pihaknya berharap, kolaborasi ini tidak hanya berhenti sampai disini. Namun berkelanjutan, sehingga lebih baik lagi ke depannya.
Selain itu, pihaknya juga membuka diri untuk kolaborasi baik itu dengan agensi model, para desainer, hingga makeup hair lainnya.
“Kami banyak merangkul stakeholder, terutama model agensi yang ada di Bali. Kami mengajak sebanyak mungkin model yang ada di Bali,” lanjutnya.
Dwiko yang juga seorang desainer dengan brand Dwico ini menambahkan, gathering ini untuk mempromosikan BFT 2024 kepada khalayak.
“Kami akan terus melakukan kegiatan seperti ini ke depannya hingga puncak BFT 2024 pada tanggal 27 – 29 September 2024 di TS Suite Bali, Kuta, Bali,” tandasnya.
Dwiko menambahkan, dalam BFT 2024 juga mengundang beberapa desainer dari luar Bali. “Kami menunggu konfirmasi dari desainer internasional. Mudah-mudahan ada yang bisa,” harapnya.
Sementara itu, Ketua Indonesian Fashion Chamber (IFC) Denpasar Neli Gunawan menyampaikan apresiasi atas BFT 2024.
“BFT ini untuk memajukan fashion trend di Bali,” katanya.
Menurutnya, dalam fashion ini banyak industri yang berkaitan. Tak hanya kain, akan tetapi juga aksesoris hingga makeup.
“Jadi semuanya bersinergi, karena jika digarap rame-rame akan jadi bagus. Kalau sendirian jadi berat,” tuturnya.
Dalam pre-event ini, neli juga memamerkan karya desainnya dengan brand Neliyo. Karyanya itu menggunakan bahan utama kain natural dyed. Yakni, celup natural.
“Memang tahun ini kami ada kerjasama dengan Tarum natural dyed yang ada di Gianyar, dan kebetulan ada tadi tenun dari Singaraja. Saya mengangkat potensi lokal,” ungkapnya. (djo/kb)
