DENPASAR, Kilasbali.com – Ini sangat menarik dalam gelaran Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-46. Untuk pertama kalinya, budaya Ukraina dipentaskan dalam ajang PKB, sejak hajatan seni ini digelar mulai tahun 1979.
Untuk pementasan kali ini, ada sebanyak 30 penari termasuk pengantar yang sangat senang dapat memeriahkan hajatan seni yang dimiliki masyarakat Bali ini.
Berpartisipasi melalui pementasan budaya Ukraina ini dirangkaikan dengan Bali World Cultural Celebration (BWCC) yang diinisiasi oleh Dinas Kebudayaan Provinsi Bali.
Reksadana (performance) Ukraina Music, Song and Dance, SLAVA Ukrainian Culture Center, Ukraine itu berlangsung di Gedung Ksirarnawa, Taman Budaya Bali, Selasa (9/7/2024) malam.
Saat pergelaran kesenian asing itu, pengunjung dan penonton yang ada di gedung kesenian itu didominasi oleh masyarakat asing. Di samping masyarakat lokal yang memang mencintai seni.
Pergelaran yang dimulai pukul 19.00 WITA itu, SLAVA Ukrainian Culture Center menampilkan instrumen musik tradisional Ukraina yang disebut Bandura.
Jenis musik ini dimainkan untuk pertama kali di Bali dan Indonesia. Pengunjung menyaksikan tarian tradisional bangsa Cossack dan tarian modern dalam balutan busana tradisional Ukraina yang disebut Vyshyvanka.
Pada malam itu, Pusat Kebudayaan Slava Ukraina itu menampilkan 11 suguhan seni, yaitu Pryvit dance, Ambasador Vasyl Hamianin (spech) (wireless), Larysa Kovalchuk On Bandura.
Ada Tambourine dance, Hopak dance, Bandura, Mavka dance, Kupala fire dance, Larysa Kovalchuk on Bandura play, Vesnianka/kozatskiy dance dan Kolomiyka.
Komunitas Ukraina di Bali yang didorong oleh Konsulat Kehormatan Ukraina di Denpasar dan didukung oleh Kedutaan Besar Ukraina di Jakarta menyuguhkan pementasan budaya Ukraina ini.
“Para penari, penyanyi dan pemusik itu didatangkan khusus dari Pusat Kebudayaan Slava Ukraina di Adelaide, Australia Selatan,” kata Konsul Kehormatan Ukraina Denpasar, Bali, I Nyoman Astama, SE, MM, CHA usai pementasan.
Menurutnya, ini merupakan upaya kontribusi Ukraina kepada seni dan budaya dunia khususnya Bali dengan berpartisipasi melalui pementasan budaya Ukraina di Bali Arts Festival.
Hal ini juga menunjukkan keberadaan budaya Ukraina di tengah situasi yang sangat tidak mudah pada saat ini. Karena Ukraina sedang dalam kondisi perang.
“Harapan kami, melalui seni dan budaya, kita bisa menciptakan perdamaian bagi seluruh umat manusia di muka bumi. Ini merupakan salah satu bukti nyata dalam implementasinya,” ujarnya.
Dalam situasi yang penuh tantangan, kolaborasi, semangat kebersamaan dan penghargaan kepada seni dan budaya, maka perdamaian dan kemajuan untuk peradaban umat manusia bisa terwujud.
Pementasan budaya Ukraina ini berkat kolaborasi dari Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, Pusat Kebudayaan Slava Ukraina di Adelaide, Australia, Komunitas Warga Ukraina di Indonesia, Konsulat Kehormatan Ukraina di Denpasar Bali, Kedutaan Besar Ukraina di Jakarta.
Kepala Dinas Pemajuan Masyarakat Adat (PMA) Provinsi Bali, I Gusti Agung Ketut Kartika Jaya Seputra yang hadir pada pergelaran tersebut mengapresiasi sajian seni dari Ukraina ini.
Tampilan dari negara-negara peserta BWCC ini semakin memperkaya khasanah budaya Bali. Masyarakat Bali, khususnya para seniman di Bali juga mendapat tampilan yang baru.
“Tampilan kesenian baru itu sekira nantinya terjadi akulturasi budaya antara budaya Bali khususnya dengan negara Ukraina,” ucapnya.
Ini pertama kali kesenian dari negara Ukraina ikut tampil di ajang PKB. Para penari dan pemusik Ukraina sangat senang bisa tampil di festival seni di Pulau Dewata.
“Kedutaan Besar Ukraina di Jakarta mengaku sangat senang budaya Ukraina bisa tampil di ajang PKB ini. Mudah-mudahan tahun depan, juga bisa tampil,” harap Kadis Kartika Jaya Seputra.
Walaupun saat ini negara Ukraina ada peperangan, tetapi mereka bisa tetap tampil di Indonesia khususnya di Bali. “Dengan seni budaya ini, semoga negara-negara di dunia bisa bersatu,” harapnya.
Sebab, dalam hajatan ini tidak ada kepentingan lain selain menghormati seni sebagai hasil karya dari budaya manusia itu sendiri. “Kita sepakat negara-negara di dunia menghargai budaya,” ucapnya. (rl/kb)