DenpasarSeni Budaya

Rekasadana Janger Melampahan Sanggar Puri Saraswati Jadi Magnet PKB

    DENPASAR, Kilasbali.com – Rekasadana (pergelaran) Janger Melampahan yang dipersembahkan Sanggar Puri Saraswati,Banjar Sengguan, Desa Singapadu Selatan, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar menjadi magnet di ajang Pesta Kesenian Bali (PKB) XLVI.

    Pasalnya, sajian seni yang dibawakan oleh seniman cilik setingkat SD dan SMP itu mampu menyedot penonton dari berbagai kalangan.

    Saat itu, sanggar yang berasal dari daerah seni itu tampil di Kalangan Ratna Kanda, Taman Budaya Provinsi Bali, Minggu (30/6) tampil dengan sajian seni yang tak seperti biasanya. Maka wajar, pengunjung hingga melebar dari bibir panggung hinga 1,5 sampai 2 meter. Bahkan, ada yang berdiri di atas tembok-rembok pembatas taman.

    Sajian seni itu menjadi sangat menarik, karena disajikan oleh anak-anak, lalu ditonton kebanyakan anak-anak. Apalagi, jam jadwal pentas mereka sangat pas, yakni pukul 17.00 Wita, sehingga anak-anak bisa menikmati sajian seni sebelum malam, waktu mereka beristirahat.

    Baca Juga:  Festival Layangan Tegal Gundul 2024, Lv8 Resort Hotel Dukung Sport Tourism

    “Saya hanya mengajak anak untuk jalan-jalan, ternyata pas ada pertunjukan seni anak-anak, maka mampir saja,” kata Made Nurningsih, salah satu penonton.

    Penampilan Sanggar Puri Saraswati itu memang beda dari biasanya. Dalam sajian itu kalangan selalu ada penari, artinya tempat pentas itu tak pernah kosong. Garpan yang mengangkat judul Wanti Warsa (ulang tahun) Pasraman itu menceritakan rasa syukur bahagia para penabuh dan penari yang penuh suka cita.

    Sebelum pergelaran dimulai Ketua Siswa beserta anggotanya menginformasikan persiapan dari pergelaran para siswa. Diawali dengan belajar mageguritan, menari topeng prembon kreasi, barong, beserta tari kreasi baru.

    Baca Juga:  Kisah Maestro Gusti Nyoman Lempad Jadi Tauladan Generasi Muda

    Semua itu, dengan harapan pembelajaran mereka dapat belajar dengan baik. Berlatih dibidang seni tari, tabuh, dan magegutitan. Anggota mereka bisa bertumbuh dan naik kelas dibidangnya sesuai dengan pepatah, habis gelap terbitlah terang.

    Pertunjukan diawali dengan tari Pendet dengan melibatkan 20 penari belia. Selanjutnya, gegitan yang menceritakan proses pembelajaran seni, lalu disambung dengan penampilan janger, barong cilik, tari Cahyani Saraswati. Sajian seni itu mengalir, hingga tak terputus.

    Saat penempilan barong, diawali dengan dua penari barong ciliik yang hanya menarikan punggalan (kepala) barong saja, kemudian dilanjutkan dengan penari barong buntut. (rl/kb)

    Back to top button