TABANAN, Kilasbali.com – Tempat Pembuangan Akhir atau TPA Mandung di Desa Sembung Gede, Kecamatan Kerambitan, kebakaran lagi pada Kamis (9/5) malam.
Kebakaran diduga dipicu kemunculan api dari gas metan dari bawah bukit sampah. Dua unit mobil pemadam dikerahkan ke TPA Mandung untuk menanggulangi kemunculan api.
Sampai dengan Jumat (10/5), asap masih mengepul di TPA Mandung. Sementara itu, proses pendinginan terus dilakukan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Tabanan.
“Ada titik api yang muncul. Tapi sudah disiram,” ungkap Asisten II Sekretariat Daerah Kabupaten Tabanan Anak Agung Ngurah Dalem Tresna.
Ia menjelaskan, kebakaran tersebut mulai terjadi menjelang Kamis (9/5) petang. Malam itu juga upaya pemadaman sekaligus pendinginan dilakukan.
“Atas arahan pimpinan kami sudah mengerahkan mobil pemadam kebakaran ke sana,” imbuhnya.
Untuk mengantisipasi kemunculan api, sambungnya, pola yang sama seperti kebekaran pada Oktober 2023 lalu masih diterapkan.
Pola penanganan kebakaran tersebut dilakukan dengan senantiasa melakukan pendinginan dan membuat lubang resapan di atas bukit sampah. “Lubang resapan itu untuk diisi air,” jelasnya.
Selain itu, untuk mempercepat proses pendinginan, pihaknya juga memanfaatkan tandon air dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tabanan yang disiapkan di bawah bukit.
“Kami juga siapkan tandon untuk menampung air di bawah (bukit) untuk mempercepat pemadaman sambil menunggu mobil pemadam kebakaran tiba,” tukasnya.
Sejauh ini, lanjutnya, titik api yang muncul pada Kamis (9/5) sudah bisa tertanggulangi. Sehingga pihaknya belum melibatkan bantuan pemadam kebakaran dari kabupaten lain.
“Kecuali tidak bisa ditangani, baru kami minta bantuan ke kabupaten lain,” katanya.
Ia tidak memungkiri, sampai dengan hari ini asap masih terlihat mengepul dari bukit sampah di TPA Mandung.
“Api-api kecil itu tidak seketika bisa mati. Yang penting terus disiram,” tegasnya.
Dijelaskan pula, kemunculan titik api tersebut berada di sisi utara TPA Mandung. “Hanya di sisi utara saja. Kebetulan saya ke sana sampai jam sebelas malam,” tukasnya.
Ia berharap, upaya yang sedang dilakukan pihaknya saat ini bisa menanggulangi kemunculan api sampai menjelang pelaksanaan World Water Forum (WWF) pada 18 Mei 2024 mendatang. “Harapan kami seperti itu,” katanya.
Sedangkan terkait rencana pengalihan sampah dari TPA Suwung ke Mandung selama pelaksanaan WWF nanti, menurutnya itu masih dalam proses kajian. “Karena situasinya seperti ini. Tapi masih ada waktu (untuk menanggulangi),” tandasnya. (c/kb)